Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Gang Cue: Sudah Gatal-gatal, Penginnya Air Cepat Surut

Kompas.com - 03/03/2023, 21:45 WIB
Joy Andre,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Ketua RT 06 RW 01 Kelik (56) berharap banjir yang menggenang di Gang Cue, Jalan Raya Ir Juanda, Duren Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi bisa segera ditangani.

Sebab, banjir yang menggenangi kawasan rumahnya tersebut tak kunjung surut sejak Oktober 2022.

"Yang penting air ini surut. Sudah banyak yang gatal-gatal, apalagi ini lokasinya dekat di tengah kota, kan," ujar Kelik saat ditemui Kompas.com di Gang Cue, Jumat (3/3/2023).

Kelik mengungkapkan, akibat banjir tersebut, 25 kepala keluarga di wilayahnya, ikut terdampak.

Baca juga: 3 Pemuda di Tangerang Tewas Tersengat Listrik Saat Banjir

Ia sendiri tidak mengetahui apa penyebab banjir yang terjadi. Namun, Kelik menduga saluran yang ada di kampungnya tersebut mampet.

"Mampet begini (aliran airnya). Entah saluran di toko kedelai itu macet, terus tembus ke kali gitu. Diperkirakan gitu, padahal ini sudah dibikinin got atau saluran baru," jelas Kelik.

Seorang warga setempat, Andri (48), juga mengungkapkan bahwa air di wilayahnya memang sudah tak surut sejak Oktober 2022.

Sementara kawasan rumahnya, sudah sering terjadi banjir sejak kurang lebih 3 tahun ke belakang.

Baca juga: Kebakaran Hebat Pipa Pertamina di Koja, Warga Berhamburan Selamatkan Diri

"Sudah dari tahun 2022, jadi bulan 8 (bulan Agustus) atau bulan 9 (bulan September), mulai tergenang air," jelas Andri.

Karena kondisi tersebut, lantai satu rumahnya pun tak bisa ditempati. Ia terpaksa tinggal di lantai dua rumah dalam enam bulan terakhir.

"(Tinggal) di lantai 2, soalnya di lantai 1 sudah penuh sama air. Kira-kira sedengkul kalau di dalam. Itu juga karena diuruk, kalau enggak diuruk, bisa satu meter," ungkap dia.

Banjir yang tak kunjung surut membuat sejumlah tetangga Andri sudah meninggalkan rumah mereka. Namun, Andri masih bertahan. 

Baca juga: Hujan Deras Jumat Sore, 3 RT di Jakarta Terendam Banjir

Andri mengungkapkan, dirinya akan mengungsi apabila air di lantai 1 sudah semakin tinggi dan tidak memungkinkan untuk terus menetap di lantai 2.

"Kalau masih sebetis saya, aman. Kecuali kalau tinggi sampai hampir kepala, saya tinggal sudah," jelas Andri.

Rumah banyak yang ditinggalkan

Sementara itu, berdasarkan pengamatan Kompas.com di lokasi, ketinggian air yang menggenang di wilayah tersebut kurang lebih 40 centimeter.

Ada belasan rumah yang kini ditinggal oleh pemiliknya akibat banjir tersebut.

Berbeda dengan banjir pada umumnya, air di sana lebih hitam pekat dan mengeluarkan bau.

Baca juga: Dalam 3 Tahun Terakhir, Puluhan Rumah di Gang Cue Bekasi Langganan Banjir

Dinding rumah dan jalanan pun dipenuhi dengan lumut. Meski banjir, beberapa warga ada yang memilih untuk tetap tinggal di rumahnya.

Mereka pun tidak mampu berbuat banyak karena aktivitas mereka terhambat akibat banjir yang sudah berlangsung tahunan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com