Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kebakaran Meluluhlantakkan Rumah Warga di Kembangan

Kompas.com - 08/03/2023, 09:39 WIB
Zintan Prihatini,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran di Jalan Pesanggrahan Nomor 2, RT 010 RW 005, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Selasa (7/3/2023) pagi meluluhlantakkan hunian warga.

Setidaknya, ada lima hunian yang terdiri dari bengkel, dua rumah makan, warung kopi, dan tempat servis barang elektronik yang terbakar.

Hunian semipermanen itu hanya bersisa tembok yang hangus dilalap api.

Peristiwa kebakaran turut disaksikan korban bernama Choirul Anan (23). Sebelum kebakaran terjadi, listrik sempat padam.

Mulanya dia menduga listrik hanya padam sementara.

"Kami kira hanya sekadar turun listrik aja karena memang udah sering kejadian kayak gitu. Maksudnya, cuman turun listrik nanti kita naikin lagi (skeringnya)," ujar Choirul saat ditemui Kompas.com di lokasi kebakaran, Selasa.

Baca juga: Sejumlah Rumah di Kembangan Terbakar, 60 Personel Damkar Padamkan Api

Choirul menyebut, api bermula dari lantai dua salah bangunan.

Kemudian, dengan cepat api merembet ke bangunan di sebelahnya.

Api kemudian membesar dengan sangat cepat. Choirul yang berada di lokasi kejadian menyebut, si jago merah melalap lima bangunan semipermanen dalam hitungan 2-3 menit.

"Ya namanya materialnya mudah terbakar, jadi dari kebakaran yang sedikit sampai nyamber ke semuanya itu berlangsung sangat cepat," ucap dia.

Sempat cari barang berharga

Sementara korban lain, Amanah (47), mengaku sedang memasak saat peristiwa tersebut terjadi.

Kala itu, Amanah mengatakan listrik sempat padam karena sekring miniature circuit breaker (MCB) turun.

"Lima menit kemudian, pas pelanggan saya lagi ngopi di depan bilang 'kebakaran kebakaran'. Ternyata api sudah besar di lantai atas," papar Amanah.

Baca juga: Paniknya Amanah di Kembangan Diteriaki Kebakaran Saat Memasak, Ternyata Api Sudah Besar di Atas Rumahnya

Amanah menyebut, kebakaran terjadi sekitar pukul 07.45 WIB. Setelah mengetahui huniannya terbakar, Amanah bergegas ke kamarnya untuk mencari barang berharga.

"Saya ke kamar nyari-nyari dompet, karena panik saya cuma nyelametin surat-surat sama ijazah anak saya aja," kata Amanah.

Saat ditanya soal dugaan munculnya api, Choirul menduga karena adanya korsleting.

Sebab, sebelum si jago merah melalap lima hunian semipermanen terjadi mati listrik karena sekring MCB yang turun.

Uang untuk berobat suami dilalap api

Kepedihan juga dialami Parmini yang kehilangan uang akibat kebakaran.

Padahal, menurut perempuan 56 tahun ini, uang senilai Rp 4 juta yang disimpan di rumahnya bakal digunakan untuk berobat suaminya.

"Habis, enggak ada yang bisa diselamatin. Uang semuanya habis buat berobat Bapak (suami Parmini) lagi sakit," ujar Parmini. Suara perempuan asal Semarang, Jawa Tengah itu bergetar ketika menceritakan insiden kebakaran di rumah kontrakan yang telah ditempatinya selama 20 tahun. Mata Parmini juga tampak berkaca-kaca, menahan linangan air mata.

"Api itu dari atas bengkel, kamar saya kan di atas. Warung yang sebelah sini teriak-teriak terus saya mau ke kamar atas tahu-tahunya api udah sampe bengkel ban," ungkap Parmini.

"Terus saya enggak jadi naik, apinya udah pada merembet ke bawah enggak bisa nyelametin apa-apa," lanjutnya lagi.

Baca juga: Curhat Korban Kebakaran di Kembangan: Semuanya Habis, Uang Berobat Bapak Ikut Terbakar...

Saat itu, Parmini tengah bersama sang suami di lantai yang dijadikan sebagai warung makan.

Mengetahui adanya kebakaran, keduanya bergegas menyelamatkan diri.

Kepanikan murid SMAN 112 Jakarta

Para murid SMA Negeri 112 Jakarta berlarian keluar, saat kebakaran melanda bangunan semipermanen yang bersebelahan dengan bangunan sekolah.

Berdasarkan video amatir yang diterima Kompas.com, murid SMAN 112 tampak panik ketika api melalap bangunan tersebut. Mereka berlarian ke luar area sekolah.

Terdengar pula suara dari sejumlah murid yang memanggil kawannya untuk tetap bersama.

Dari dalam area sekolah, beberapa orang terlihat mencoba memadamkan api menggunakan alat seadanya.

Api yang membakar bangunan pun makin membesar, dengan kepulan asap yang membubung tinggi ke arah langit.

Tampak arus lalu lintas yang dipadati kendaraan, tepat di ruas jalan depan pintu gerbang SMAN 112 Jakarta.

Baca juga: Warga Ungkap Listrik Sempat Mati Sebelum Api Lalap Bangunan Semipermanen di Kembangan

Sementara itu, Kasiops Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat Syarifudin mengatakan kebakaran mulanya dilaporkan oleh warga pukul 07.55 WIB.

"Objek terbakar rumah tinggal, pengerahan awal 5 unit mobil pemadam kebakaran dengan 25 personel" ujar Syarifudin dalam keterangannya.

Petugas damkar, sampai di lokasi pukul 07.58 WIB dan bergegas untuk memadamkan api. Api kemudian dilokalisasi pada 08.13 WIB.

"Pengerahan akhir unit dan personel sebanyak 14 unit dan 60 personel," jelas Syarifudin.

Kebakaran dinyatakan selesai pada pukul 08.45 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com