TANGERANG, KOMPAS.com - Sebanyak 10 orang warga Kabupaten Tangerang meninggal dunia akibat penyakit leptospirosis atau kencing tikus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Sumihar Sihaloho mengatakan, data tersebut merupakan akumulasi selama periode Januari-Desember 2022.
"Dari jumlah 10 orang meninggal itu terdiri dari 49 kasus selama 2022," ujar Sumihar, Jumat (10/3/2023).
Baca juga: Mewabah di Sejumlah Daerah, Kenali Penyebab dan Gejala Leptospirosis
Leptospirosis merupakan salah satu penyakit yang kerap atau sering terjadi saat banjir melanda.
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang ditularkan melalui kencing tikus berupa bakteri yang masuk melalui kulit yang lecet atau selaput lendir pada saat kontak dengan banjir atau genangan air sungai hingga selokan dan lumpur.
Sumihar menjelaskan, rata-rata yang terjangkit penyakit leptospirosis tersebut dari cemaran lingkungan sekitar yang tidak bersih.
"Pada tahun 2023 ada 1 kasus (pasien terkena leptospirosis), tapi tidak ada korban yang meninggal," ujarnya.
Baca juga: Lima Orang Meninggal Akibat Bakteri Leptospirosis di Semarang, Ini Gejala yang Dialami
Sumihar menambahkan, penyakit leptospirosis merupakan jenis penyakit yang mudah menular di tempat yang lembap, seperti di lokasi banjir dan lain sebagainya.
Saat ini di Kabupaten Tangerang sendiri termasuk wilayah lembap akibat sering dilanda banjir.
Untuk itu, kata Sumihar, semua warga perlu menjaga kebersihan lingkungan, baik di sekitar rumah maupun area publik bersama dengan warga lain sekitarnya.
"Jadi leptospirosis dapat menyebabkan kematian oleh karena itu diharapkan kewaspadaan dan lakukan pencegahan," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.