Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nekatnya Pengendara Motor yang Hindari Kemacetan di Kalimalang: Lawan Arus Sambil Tetap Ngebut, Polisi Pun Diterobos

Kompas.com - 14/03/2023, 11:02 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemacetan sudah menjadi pemandangan sehari-hari di sejumlah titik di Ibu Kota.

Guna menghemat waktu, para pengendara mobil dan sepeda motor akan memutar otak untuk mencari jalan pintas, salah satunya menerobos jalur yang berlawanan arah.

Di Jalan Laksamana Malahayati, Jakarta Timur, banyaknya sepeda motor yang melawan arus lalu lintas sudah jadi pemandangan sehari-hari setiap jam berangkat kerja. 

Para pengendara yang melawan arah itu hendak menghindari kemacetan di jalur sebaliknya yang mengarah ke Jakarta, yakni Jalan Inspeksi Saluran Kalimalang.

Warga setempat pun merasa khawatir akan banyaknya pengendara motor yang melawan arus lalu lintas di jalur tersebut.

"Ada rasa khawatir sih dengan pemotor lawan arus karena pengendara motor susah diatur. Sudah ngelawan arah, kencang (lajunya)," kata Panca (50), pemilik bengkel motor di Jalan Laksamana Malahayati, Senin (13/3/2023).

Baca juga: Hindari Macet, Banyak Pengendara Motor di Kalimalang Nekat Lawan Arus

Tetap ngebut saat lawan arus

Pengamatan Kompas.com di lokasi, Senin, pengendara tampak sudah melawan arus sekitar pukul 07.20 WIB.

Mereka tampak melawan arus secara beramai-ramai sehingga membuat Jalan Laksamana Malahayati tampak seperti jalur utama dari Bekasi menuju Cawang.

Tak tampak petugas kepolisian yang berjaga di lokasi.

Beberapa pengendara tampak melaju dengan cepat laiknya berada di jalur yang seharusnya.

Hal ini membuat warga setempat yang beraktivitas di tepi jalur merasa waspada.

Baca juga: Banyak Motor Lawan Arus di Kalimalang, Warga: Membahayakan!

Bahkan, ada yang kesulitan keluar dari area pertokoan dan warung tepi jalan karena kendaraan mereka terhalang pengendara motor yang melawan arus.

Hingga pukul 08.30-an WIB, jumlah pengendara motor yang melawan arus mulai menurun. Masih ada yang melawan arus, tetapi tidak seramai ketika pukul 07.20 WIB.

Sekitar pukul 09.30 WIB, sesekali ada tiga hingga empat motor yang terpantau masih melawan arus, meski Jalan Inspeksi Saluran sudah tidak macet.

Terjadi setiap pagi

Salah seorang warga setempat bernama Arif (40) mengatakan, pemandangan itu sudah menjadi makanan sehari-hari.

"Kalau pagi ini banyak yang lawan arus soalnya di jalanan seberangnya (Jalan Inspeksi Saluran) macet," ujar dia di lokasi, Senin.

Panca mengungkapkan bahwa pengendara motor melawan arus terjadi setiap hari saat jam berangkat kerja.

Baca juga: Seorang Pengendara Motor Tewas Tertabrak KRL, Mati Mesin Saat Lawan Arus

Setiap Senin hingga Jumat, mulai pukul 06.30 WIB, biasanya kendaraan di Jalan Inspeksi Saluran mulai terpantau padat.

"Sebenernya enggak ada waktu pasti macetnya kapan, pokoknya setiap pagi kalau jalan utama macet, ya mulai pada lawan arus," ucap dia.

"Tapi biasanya mulai jam-jam segitu (sekitar 06.30 WIB). Biasanya mulai berkurang yang lawan arusnya jam 09.00-an WIB," imbuh Panca.

Panca menuturkan, biasanya pengendara motor mulai melawan arus dari depan Mall Cipinang Indah untuk menghindari macet di Jalan Inspeksi Saluran.

Terobos polisi dan masuk perkampungan

Panca mengungkapkan, Jalan Laksamana Malahayati sebenarnya kerap dijaga oleh petugas kepolisian.

Petugas kerap berjaga di beberapa titik sepanjang Jalan Laksamana Malahayati, dekat SPBU dan Masjid Jami Assyakirin.

Namun, petugas kepolisian pun diterobos oleh para pengendara sepeda motor yang nekat melawan arus.

Oleh karena itu, warga pun hanya bisa pasrah dengan ulah pengendara motor itu.

"Warga sih enggak ada langkah buat ngalangin yang lawan arus, orang dulu pas masih ada polisi juga diterobos. Mau halau juga susah dari warga karena mereka ramai-ramai," ucapnya.

Baca juga: Lawan Arus di Puncak, Ambulans Milik Jupiter Nasdem Disebut Dibawa Tanpa Izin

Panca menambahkan, adanya petugas kepolisian memang sedikit membantu mengurangi jumlah pengendara motor yang melawan arus.

Kendati demikian, hal ini membuat mereka memutar otak mencari jalur lain.

"Kalau ada polisi dulu juga orang-orang suka lewat jalur kampung, nanti nembusnya di dekat SPBU. Ada juga yang dekat (Jembatan Serong) ke jalur arah perempatan ke Cawang," terang dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com