JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga orang pelajar di Bogor, Jawa Barat, tewas dalam sepekan terakhir akibat kasus kekerasan.
Insiden pertama terjadi terhadap korban TN (15), pelajar SMP Negeri 1 Parung. Korban dikeroyok sejumlah pemuda usai pertandingan futsal di Parung, Kabupaten Bogor, Senin (16/3/2023).
Dari hasil pemeriksaan sementara Kepolisian Sektor Parung, pengeroyokan berujung maut itu bermula saat pelajar SMPN 1 Parung kalah dalam pertandingan futsal melawan pelajar SMP Yayasan Pendidikan Islam Annaimuniyah (Yapia).
Dalam pertandingan tersebut, siswa kedua sekolah sepakat untuk taruhan Rp 200.000. Namun, siswa SMPN 1 Parung yang kalah pertandingan tidak mau membayar uang taruhan tersebut.
Pihak siswa SMPN 1 Parung beralasan, SMP Yapia banyak menggunakan pemain luar sekolah.
Karena tidak membayar dan dituduh menggunakan pemain luar, hal itu memicu kemarahan sejumlah pelajar hingga alumni sekolah Yapia yang menyaksikan pertandingan.
”Di situ, anak-anak SMPN 1 Parung dihadang menggunakan senjata tajam. TN terjatuh dan dibacok pelaku dengan senjata tajam,” kata Kepala Kepolisian Sektor Parung Komisaris Sularso, Selasa (14/3/2023), dikutip dari Kompas.id.
Tim Polsek Parung menangkap lima pelaku, yakni MF (16), GP (16), AM (18), IS (20), dan S (15). Pihak kepolisian masih mendalami kasus serta mengejar empat pelaku yang masih buron.
Sementara peristiwa kedua, perkelahian bersenjata antara YV (17) dan MT (18), Rabu (8/3/2023), di Rancabungur, Kabupaten Bogor.
Akibat perkelahian itu, YV tewas, sedangkan MT terluka parah dan masih dalam perawatan di RSUD Kota Bogor. Polisi masih menunggu korban sembuh untuk melanjutkan pemeriksaan.
Baca juga: Tebasan Maut Golok 1 Meter Memupus Cita-cita AS, Pelajar di Bogor yang Ingin Bahagiakan Sang Ibu
Adapun tragedi terbaru adalah peristiwa pembacokan kepada AS (16), pelajar SMK Bima Warga 1, saat hendak menyeberang jalan di lampu merah Pomad, Jalan Raya Jakarta-Bogor, Ciparigi, Bogor Utara, Kota Bogor, Jumat (10/3).
Dua dari tiga pelaku yang terlibat pembacokan ditangkap Kepolisian Resor Kota Bogor, Senin (13/3). Mereka adalah SA (18) dan MA (17). Satu pelaku lain, ASR (17) masih dalam pengejaran.
”ASR masih buron. Dia yang membacok korban. Ternyata ASR ini pernah tersandung kasus penjambretan,” ujar Kepala Kepolisian Resor Kota Bogor Komisaris Besar Bismo Teguh Prakoso.
Bismo mengatakan AS merupakan korban sasaran acak para pelaku.
Pembacokan dilakukan secara acak setelah mereka gagal menemukan seorang siswa berinisial A yang mengunggah konten berisi tantangan melalui media sosial Instagram.
Baca juga: Ada Mayat Dalam Koper di Bogor, Diduga Korban Mutilasi
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.