"Antrenya parah banget. Sistem proses lamarnya juga enggak dikasih tahu seperti apa, pas di sini ngapain saja. Kenapa harus nunggu dulu, kan sama sistemnya (waktu daftarnya) juga enggak dikasih tahu," tutur Nur Mariza.
Selain antrean, Naini juga mengeluhkan soal minimnya informasi yang tersedia dalam acara job fair tersebut.
Naini bahkan tidak familiar dengan perusahaan-perusahaan yang membuka stan lowongan kerja dalam gelaran job fair tersebut.
"Perusahaannya lebih banyak yang saya enggak tahu sih. Jadi, untuk perusahaan besar, kurang banyak," ujar Naini.
Baca juga: Pencari Kerja Job Fair Kota Bekasi: Banyak Perusahaan Tak Dikenal, Ada yang Ratingnya Buruk
Sependapat dengan Naini, seorang pencari kerja bernama Septa (23) mengatakan bahwa job fair kali ini tidak sesuai dengan ekspektasinya.
"Saya sangka bakal sesuai eskpektasi, perusahaan-perusahaan bonafide, lah. Ternyata perusahaan-perusahaan yang punya penilaian buruk di google, juga ada," ungkap Septa.
Persoalan minimnya informasi berkait job fair berimbas ke hal lain.
Attabiq Rustam Adhi (23) atau Adhi, seorang pelamar, mengeluhkan soal lembar identitas dan surat lamaran fisiknya yang tidak terpakai.
Padahal, pria lulusan Strata-1 (S1) itu sudah mengeluarkan uang puluhan ribu rupiah untuk bisa melamar pekerjaan yang ia impikan.
Setidaknya, ada 10 rangkap lembar kartu identitas yang sudah ia cetak sebagai modal kelengkapan berkas melamar kerja.
"Sudah habis sekitar Rp 35.000. Saya pengin jadi tenaga IT," kata dia.
Akibatnya, lembar identitas yang telah ia cetak menjadi sia-sia. Sebab, hampir semua stan perusahaan menyediakan kode QR untuk memudahkan pelamar yang datang.
"Saya kagetnya, ini ternyata pakai form (kode QR) semua daftarnya. Jadi, lamaran fisik saya enggak terpakai," tutur dia.
"Di banner-nya itu enggak dikasih tahu (formasi apa saja yang tersedia). Satu hari sebelum acara baru dikasih tahu. Kalau di banner memang enggak ada," lanjut Adhi.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Kadisnaker) Kota Bekasi Ika Indayarti berharap job fair kali ini bisa menekan angka pengangguran di Kota Bekasi yang hingga kini masih di angka 8,81 persen.
Terlebih, ada ribuan lowongan dari pekerjaan dan ratusan formasi jabatan yang tersedia.
"Diketahui secara bersama, angka pengangguran di Kota Bekasi tahun 2021 itu ada di 10,88 persen, sementara tahun 2022, sudah turun menjadi turun 8,81 persen," kata Ika.
"Meski ada penurunan, saya rasa angka tersebut masih tinggi karena saya rasa ada angka pengangguran yang tidak tercatat di Kota Bekasi," tambah Ika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.