Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjual "Thrift" di Blok M Square Biasanya Dapat Baju Bekas Impor dari Jepang dan Korea

Kompas.com - 17/03/2023, 21:24 WIB
Rizky Syahrial,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu pedagang pakaian bekas impor atau thrift di Blok M Square, Jakarta Selatan, Bosman Hasugian (56), mengaku mendapatkan barang dagangannya dari Jepang dan Korea.

"Ini dari Jepang dan Korea umumnya," ujar Bosman saat ditemui Kompas.com, Jumat (17/3/2023).

Baca juga: Baju Bekas di Blok M Dibeli Berbagai Kalangan, Ada Pegawai Kantoran di Sudirman dan Artis

Selain kedua negara tersebut, Bosman juga terkadang mendapatkan pakaian bekas impor dari China dan Australia.

"Ada juga dari Tiongkok atau Australia," terang dia.

Bosman menuturkan, ia pun banyak membeli pakaian bekas impor dari beberapa negara di Eropa.

Namun, ukuran pakaian orang Eropa dengan masyarakat Indonesia sangat berbeda jauh.

"Sebenarnya banyak khususnya dari Eropa banyak, tapi kita enggak jual karena ukurannya besar-besar, enggak cocok dengan ukuran orang Indonesia," tambah dia.

Baca juga: Pedagang Baju Bekas di Blok M Minta Solusi dari Jokowi: Jangan Ditutup Begitu Saja

Ia menambahkan, pakaian bekas impor yang ia beli berbentuk bal. Harganya pun bermacam-macam, mulai dari Rp 6 juta hingga di atas Rp 10 juta.

Menurut Bosman, semakin mahal harga bal yang ia beli, semakin banyak pakaian branded di dalamnya.

"Kami ambil barang itu satu bal harganya ya sekitar Rp 6 juta sampai Rp 8 juta. Kalau bal yang harganya di atas 10 juta jaminan bajunya merek yang bagus dan terkenal," tutur dia.

"Tetapi, kami para pedagang thrift berlomba-lomba untuk siapa cepat siapa dapat bal itu. Enggak selalu ada," tambah dia.

Bosman menjelaskan, untuk bal yang seharga Rp 6 juta hingga Rp 8 juta, juga ada pakaian bekas impor yang bermerek branded, tetapi tak banyak.

Baca juga: Pedagang Thrift di Blok M Square Sebut Barang Dagangannya Sering Diborong Artis

"Ya ada paling dari 100 sampai 150 potong lah. kalau tidak ada merek terkenal dan branded, pembeli enggak bakal dateng dong," pungkas dia.

Bosman mengakui pelanggannya banyak mengincar pakaian bermerk saat membeli dagangannya.

"Ada yang mencari merek branded, ya biasanya produk Jepang atau Korea," ujar Bosman.

"Biasanya produk Uniqlo atau H&M ya gitu lah, saya kurang paham jenis merek," kata dia.

Menurut dia, untuk mendapat pakaian bekas bermerk, tergantung keberuntungan dan kejelian pembeli.

Baca juga: Pengelola Blok M Square Larang Jualan Baju Bekas Impor, Pedagang Thrift Merasa Kecewa dan Pusing

Bahkan, terkadang pembeli membutuhkan waktu lama untuk mencari di etalase dagangannya.

"Itupun juga siapa cepat dia dapat. Karena enggak banyak stoknya (pakaian branded)," imbuh Bosman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com