JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak sedikit orang pernah melihat seseorang yang sedang mengenakan kostum boneka duduk di pinggir jalan. Terkadang sendiri, kadang bersama anak kecil.
Anto (30), warga Depok yang bekerja sebagai orang berkostum boneka mengungkapkan alasannya mengajak seorang anak.
Kata dia, hal tersebut dilakukannya untuk menunggu welas asih dari pengendara atau pejalan kaki yang melintas.
"Iya (memang menunggu welas asih dari orang). Malu juga sih kayak begini. Tetapi, mau bagaimana?" ucap Anto saat ditemui Kompas.com di pinggir Jalan Pejaten Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (17/3/2022).
Baca juga: Curhat Orang Berkostum Boneka Cari Nafkah di Pinggir Jalan: Malu Juga sih, tapi Mau Bagaimana?
Sebelum melakoni pekerjaan ini, Anto merupakan seorang sopir angkutan kota (angkot) trayek M 16 jurusan Pasar Minggu-Kampung Melayu.
Tetapi, pekerjaan tersebut hilang seketika saat pemilik angkot memutuskan menjual mobil ke orang lain.
Alhasil, Anto terpaksa melakoni pekerjaan ini agar kompor di dapur keluarganya tetap menyala.
"Daripada di rumah. Cari kerja juga susah. Mau ngapain lagi? Enggak ada pemasukan. Karena kan saya juga sudah berkeluarga. Terpaksa kayak begini," kata Anto.
Baca juga: Seharian Berkostum Boneka, Anto Kadang Pulang dengan Tangan Kosong
Adapun Anto merupakan kepala rumah tangga yang tinggal di sebuah rumah kontrakan di Depok, Jawa Barat, bersama istri dan tiga anaknya.
Anak pertama Anto kini duduk di bangku sekolah dasar (SD) kelas 1, anak kedua berusia 5 tahun, sedangkan anak terakhir berumur 3 tahun.
Mengenai pekerjaannya sebagai orang berkostum boneka, Anto mengaku tidak memiliki waktu libur demi sesuap nasi.
Setiap hari berjalan tanpa arah, Anto memperkirakan dirinya kerap menempuh jarak kurang lebih 20 kilometer.
Baca juga: Risiko Tukang Kuli Angkut di Pelabuhan Sunda Kelapa, Kecelakaan Kerja Bikin Rahang Sobek
Dia menyadari, penghasilannya setiap hari sangat tidak menentu karena hanya mengandalkan rasa iba dari pengendara atau pejalan kaki yang tengah melintas.
“Ya paling Rp 100.000. Itu kalau lagi untung-untungnya,” ungkap Anto.
Ketika dewi keberuntungan sedang tidak memihaknya, Anto akan pulang ke rumah kontrakannya di Depok dengan tangan hampa.