UNA pun menghubungi agen penyalur tenaga terapis itu.
Ketika ditemui UNA, agen tersebut mengiming-imingi penghasilan Rp 500.000 – Rp 1 juta per hari.
UNA juga langsung diberi uang Rp 5 juta yang disebut untuk membeli baju dan peralatan kosmetik.
Belakangan uang tersebut dibebankan sebagai utang.
Setelah 2 bulan bekerja, UNA sempat mengutarakan ingin berhenti bekerja sebagai terapis, namun UNA selalu ditahan oleh agen penyalurnya dengan alasan dia masih berutang.
UNA disebut baru bisa membayar Rp 1,5 juta dari total utang Rp 5 juta. Selain itu, dokumen akta kelahiran UNA juga ditahan sang agen.
“Padahal, saya sudah punya uang buat bayar sisa utang Rp 3,5 juta,” ucap UNA.
Baca juga: Saat Kejati DKI Ralat Pernyataan soal Restorative Justice untuk Kasus Penganiayaan oleh Mario...
Saat diwawancarai Kompas, UNA tampak putus asa dan sering menangis.
“Aku sampai pernah juga minum obat tidur berharap besok enggak bangun lagi. Terus enggak usah kerja di tempat itu lagi,” kata UNA.
(Kompas.com: Dzaky Nurcahyo/ Harian Kompas: ILO/JOG/FRD/DIV)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul “Anak-Anak Perempuan Dijual dan Dilacurkan”.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.