Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Momen Lidah Plt Wali Kota Bekasi "Keseleo" Saat Lafalkan Sila Ke-4 Pancasila

Kompas.com - 21/03/2023, 07:07 WIB
Joy Andre,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

BEKASI, KOMPAS.com - Sebuah rekaman video singkat yang memperlihatkan Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bekasi Tri Adhianto salah ucap saat melafalkan teks Pancasila beredar luas di media sosial.

Diketahui, momen itu terjadi saat acara Bekasi Bershalawat di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi Selatan, Sabtu (18/3/2023) lalu.

Lidah Tri mendadak "keseleo" saat ia melafalkan sila ke-4 teks Pancasila di tengah para ulama dan masyarakat yang saat itu hadir.

 Baca juga: Salah Lafalkan Pancasila di Hadapan Publik, Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Minta Maaf

"Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam perwakilan," ucap Tri dalam video yang dilihat dan diterima oleh Kompas.com.

Bak virus, rekaman video itu dengan cepat menyebar ke semua platform media sosial. Baik itu di grup-grup WhatsApp atau di unggahan akun informatif masyarakat.

Permintaan maaf Tri Adhianto

Usai video tersebut beredar, Tri meminta maaf secara terbuka ke publik.

"Permohonan maaf saya lakukan secara terbuka, bahwa pada saat kegiatan Bekasi Bershalawat, saya mengucapkan Pancasila dan ada kata yang tidak terucap," ujar Tri, Senin.

Ia juga membela dirinya bahwa saat peristiwa itu terjadi, dirinya terharu bisa berdiri di samping para habib dan ulama-ulama besar.

"Berdiri di samping para habib dan beberapa ulama besar, ada suatu rasa kebahagiaan, kebanggaan dan rasa haru yang luar biasa," kata dia.

Kebahagiaan itu, kata Tri, karena Kota Bekasi bisa mendatangkan pemimpin besar yang dapat memberikan semangat kebangsaan bersama warga dan Habib Luthfi.

Baca juga: Salah Lafalkan Pancasila, Plt Wali Kota Bekasi Grogi karena Berdiri di Samping Ulama dan Habib

Lebih jauh, ia juga menyebut bahwa dirinya hanya seorang manusia yang bisa saja ada khilaf.

"Karena manusia tempatnya salah. Tetapi itu saya dalam kondisi merasa bangga, merasa diapresiasi ulama besar, Habin bin Yahya, yang kemudian (saya) secara psikologis terpengaruh," tutur dia.

Diduga karena grogi

Ahli Komunikasi dari Universitas Bhayangkara Bekasi, Aan Widodo, ikut mengutarakan pendapatnya soal salahnya Tri Adhianto saat melafalkan bunyi pasal ke-4 Pancasila.

Aan mengatakan, salah satu faktor utama dari kesalahan tersebut ia duga karena Tri merasa ada tekanan dengan massa yang hadir.

"Misalnya antusias dan tekanan massa. Plt Wali Kota sangat antusias dengan acaranya atau karena massanya banyak, jadi dia grogi," kata Aan, Senin.

Meski begitu, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi ini juga mengkritik soal kesalahan yang dilakukan Tri Adhianto.

Sebab, sebagai sosok pemimpin daerah, sudah seharusnya insiden itu tidak terjadi.

Baca juga: Salah Lafalkan Pancasila, Plt Wali Kota Bekasi Disebut Grogi karena Tekanan Massa

"Karena (Plt Wali Kota) sebagai representatif dari wilayahnya. Lebih lanjut, bisa menunjukkan atau merepresentasikan diri dan cintanya kepada Pancasila," kata dia.

Untuk menghindari hal kesalahan terjadi kembali di kemudian hari, Aan menyarankan kepada pemimpin daerah Kota Bekasi itu untuk mempersiapkan segala sesuatu.

Terlebih ketika di berbicara di depan khalayak umum.

"Ke depannya mungkin harus well prepared, terutama liat segmen (acara dan situasi)," tutup Aan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com