Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Penipuan lewat Telepon dengan IT Canggih, Mengatasnamakan Bea Cukai Bandung dan Polda Jabar

Kompas.com - 26/03/2023, 20:12 WIB
Rizky Syahrial,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

Karena keterbatasan jarak dan waktu antara Bandung dan Jakarta, ia pun memilih melaporkan keluhan terkait tuduhan paket internasional berisikan narkotika yang dialaminya melalui cara online.

"Jadi layanannya saya ditawarkan apakah mau datang langsung ke Polda Jabar atau membuat laporan secara online. Saya dari Jakarta ke Bandung kan enggak ada persiapan apa-apa, makanya selagi bisa pakai online, saya pilih online," katanya.

Penipu atas nama Polda Jabar lakukan proses video call untuk meyakinkan S.

Baca juga: Tips Menghindari Penipuan Investasi Robot Trading

Melihat jawaban tersebut, penipu kedua ini beraksi dengan cara canggih untuk meyakinkan korban S, yaitu berkomunikasi secara video call.

Hal itu merupakan sebuah bukti yang diakui oleh penipu kedua bahwa telah menerima laporan dari S terkait kasus ini.

"Setelah itu, saya diputuskan telefon sementara, di kasih sama dia KTA kepolisiannya melalui WhatsApp, itu yang membuat saya yakin. Enggak lama beberapa menit kemudian dia telefon saya, langsung video call," ujarnya.

Anehnya, kata S, video call yang dialaminya tidak seperti pada umumnya. Ia seperti melihat penayangan gambar, bukan seseorang ketika berbicara langsung.

"Jadi dia hanya menampilkan perkenalan diri sekitar 15 detik, pakai seragam lengkap, yang bikin saya curiga adalah gambar perkenalan diri itu bukan gambar orang, seperti monitor komputer, komunikasinya ke monitor komputer kameranya seperti diarahkan ke layar itu," katanya.

Baca juga: Polri Imbau Warga Hati-hati Penipuan Berkedok Trading, Jangan Tergiur Iming-iming Untung Besar

S juga merasakan, ada ketidakcocokan antara mimik bicara yang sedikit telat dengan suara yang masuk saat video call tersebut.

"Makanya mimik bicara dia tidak sesuai. Enggak serasi. Terpisah begitu. Cuma tidak lama 15 detik, dia bilang melaporkan ke atasannya kalau saya buat laporan secara online," ujar S.

S sempat diinterogasi oleh penipu mengatasnamakan Polda Jabar selama satu jam.

Setelah itu, S kembali berbicara melalui sambungan telepon. Ia pun dihadapkan suasana seperti proses interogasi selama kurang lebih satu jam oleh penipu kedua.

"Di situ saya diinterogasi, ya saya jawab sejujurnya. Dari mulai identitas saya, sampai semua ditanyakan seperti anggota keluarga," kata S.

"Itu selama satu jam saya diinterogasi itu. Menurut saya, seperti betul-betul terstruktur lah hebat banget dia seperti polisi yang umumnya," ujarnya lagi.

Baca juga: Hati-hati, Modus Penipuan Surat Tilang dengan Format APK Marak di WhatsApp

Usai diinterogasi selama satu jam, penipu kedua yang mengatasnamakan Polisi dari Polda Jabar, menyebut S terlibat dalam sindikat penjualan narkoba tingkat internasional.

"Saya kaget, saya bilang 'loh kok bisa begitu, data saya dipakai kenapa saya dijadikan sindikat ini', penipu itu bilang 'iya karena bapak di sini termasuk orang yang terlibat menyalahgunakan kewenangan untuk menjual narkoba'. Tokoh utama sindikat ini namanya Budi Santoso bandar narkoba. Hal itu juga di kirimkan juga ke saya," kata S.

Lain hal dengan paket narkotika yang sejak awal dibahas, tiba-tiba S dituding oleh penipu tersebut melakukan tindakan kriminal dengan menjual buku rekening dan kartu ATM ke sindikat narkoba.

Penipu ini menuduh S menjual kartu ATM dan buku rekening di salah satu bank swasta. Tetapi, S yang pekerjaan nya sebagai ASN hanya memiliki akses ATM milik pemerintah yakni Bank DKI.

"Saya bilang saya enggak punya, saya sebagai ASN rekening nya cuma satu ya bank DKI. Selebih dari itu enggak ada," ujar S.

Baca juga: Jadi Tersangka, Christopher SB Tersangka Penipuan dan Penggelapan Aset Jessica Iskandar Dicekal

"Dia (penipu) bilang lagi, Bank BCA itu atas nama saya, dan PPATK bilang sedang mengaudit bahwa data saya benar dan saya dibilang menjual buku rekening dan kartu ATM ke Budi Santoso," katanya lagi.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com