Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka Duka Taman 27 Tahun Jadi Marbut Masjid Istiqlal: Dari Gaji Rp 150.000 hingga Berangkat Haji

Kompas.com - 28/03/2023, 10:00 WIB
Xena Olivia,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Taman (56) telah menjadi marbut di Masjid Istiqlal, Sawah Besar, Jakarta Pusat selama 27 tahun. Dalam perjalanannya mengabdi di masjid, Taman mengaku merasakan keberkahan yang luar biasa.

“Saya merasa bersyukur. Pekerjaan bagaimanapun suka-duka pasti ada. Di sini merasa banyak nikmat. Duka ya, ada, tapi itu risiko yang harus dijalani,” kata Taman saat diwawancarai Kompas.com di Masjid Istiqlal, Senin (27/3/2023).

Perjalanan Taman berawal pada tahun 1995. Pada saat itu, dia ditawari oleh kerabat saat Masjid Istiqlal mengadakan peremajaan bidang keamanan.

“Saya sebelumnya di perusahaan kayu selama 4,5 tahun, tapi hati saya tidak nyaman. Makanya ada saudara di bidang kesehatan Istiqlal nawarin, ‘mau enggak jadi marbut?’. Cobalah titip lamaran lewat saudara,” ujar Taman sambil tersenyum.

Baca juga: Cerita Kuli Angkut soal Eks Sekda Saefullah yang Menjadikannya Marbut Berpenghasilan Jutaan Rupiah

“Waktu masuk 1995, gaji saya di Istiqlal Rp 150.000. Saya harus ninggalin gaji perusahaan Rp 350.000. Tapi karena hati tidak tenang–enggak cocok, ya itu. Saya di sini merasakan kenyamanan yang luar biasa,” lanjut dia.

Taman mengatakan, istrinya sempat bertanya terkait keputusan menjadi marbut di masjid. Lantaran, sang istri tidak bekerja dan Taman harus menjadi tulang punggung keluarga.

“Istri sempat bertanya, kenapa harus tinggalkan yang besar? Saya sampaikan alasannya. Karena selama kita kerja gaji besar, ternyata kita kurang terus–tidak ada ketenangan hati,” tutur Taman.

 

Lebih sibuk saat bulan Ramadhan

Setelah bekerja di Istiqlal sekitar dua tahun, Taman pun kemudian menjadi bagian dari pelayan jemaah.

Baca juga: Rutinitas Aji Jadi Marbut Selama 8 Tahun, Tak Sekadar Bersih-bersih Masjid

Dalam kesehariannya sebagai pelayan jemaah, Taman bekerja di Masjid Istiqlal selama 08.00-16.00 WIB. Rutinitasnya di masjid adalah merapikan dan memastikan keperluan masjid maupun jemaah selalu terpenuhi.

“Setiap Senin-Kamis kami merapikan kegiatan-kegiatan yang ada di depan mihrab itu. Kan ada kain putih. Kami menyiapkan air untuk kultum, dzuhur, untuk moderator, maupun narasumber,” jelas dia.

“Nanti selebihnya, membenahi Al Quran yang berantakan setelah dipakai jemaah. Kita rapikan kembali, sesuaikan dengan jenisnya masing-masing. Kadang pembatas juga kita rapikan kembali,” tambah dia.

Selain itu, tutur Taman, apabila masih ada waktu yang tersisa, dia dan rekan lain membantu pelayan jemaah wanita untuk merapikan mukena.

Memasuki bulan Ramadhan, Taman mengatakan bahwa dia beserta ratusan marbut lain di Istiqlal memiliki lebih banyak kegiatan. Pasalnya, mereka juga harus mengawasi pengiriman takjil baik dari vendor katering ataupun sumbangan.

“Selain itu, kita juga ada kegiatan lain seperti pengedaran dan perawatan tromol (kotak amal masjid),” ujar Taman.

Baca juga: Keluh Kesah Aji Jadi Marbut, Gaji Naik hingga Rp 4 Juta tapi Makin Sering Dikritik

 

Elus dada saat ada jemaah ngeyel

Terkait pembagian takjil selama bulan Ramadhan, Taman mengaku merasakan banyak tantangan di kala itu. Khususnya, saat berhadapan langsung dengan jemaah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com