JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan harga eceran tertinggi (HET) beras tidak serta merta membuat pengusaha warung Tegal (warteg) menaikkan harga lauk atau menu makanannya.
Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni, mengatakan bahwa pihaknya memilih tidak menaikkan harga menu makanan karena tidak ingin semakin memberatkan daya beli pelanggan.
"Enggak, enggak. Pertama karena daya beli yang belum pulih. Sekarang juga masih sepi (pembeli)," kata Mukroni saat dikonfirmasi di Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (28/3/2023), dilansir dari TribunJakarta.com.
Menurut Mukroni, daya beli masyarakat yang terpuruk akibat pandemi Covid-19 belum 100 persen pulih.
Baca juga: Tak Kurangi Porsi Nasi Meski Harga Beras Naik, Pedagang Warteg: Nanti Pelanggan Tidak Kenyang
Karena itu, para pedagang warteg merasa khawatir ditinggalkan pelanggan jika menaikkan harga menu makanan.
Kendati demikian, para pedagang warteg sejatinya terbebani dengan kenaikan HET beras.
Akan tetapi, mereka bingung untuk mencari cara agar tetap mendapat untung sehingga dapat mempertahankan usahanya tanpa menaikkan harga menu.
"Sebenarnya simalakama (tidak ada pilihan yang enak). Serba susah, sekarang juga banyak (pedagang Warteg) pulang kampung. Pertama karena memperingati di rumah, kedua juga karena sepi," jelasnya.
Baca juga: Tak Bisa Berbuat Banyak, Pengusaha Warteg Akan Kurangi Porsi Nasi jika Harga Beras Kian Melambung
Lebih lanjut, Mukroni mengatakan bahwa para pedagang warteg memilih menyiasati kenaikan HET beras dengan mencampur beras kualitas lokal yang harganya tinggi, dengan beras impor berharga lebih murah.
Cara ini dianggap paling tepat karena pelanggan tetap dapat menikmati makan tanpa terbebani harga, dan pedagang Warteg masih mendapat untung.
"Kalau (beras) lokal ada rasa gurih. Kalau impor itu mohon maaf hambar, rasanya kurang. Teman-teman menginginkan beras lokal tapi harganya terjangkau. Ya disiasati," tuturnya.
Sebelumnya pada Rabu (15/3/2023) pemerintah menyatakan kenaikan HPP untuk pembelian gabah dan beras di tingkat petani, penggilingan, di Gudang Bulog, kemudian kenaikan HET di konsumen.
Baca juga: Harga Beras Melonjak, Pengelola Warteg: Mending Turunin Porsi Nasi daripada Naikkan Harga Lauk
HET beras pada zona 1 Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi, Zona 2 Sumatra selain Lampung dan Sumatra Selatan, NTT, Kalimantan, Zona 3 Maluku dan Papua pun ikut naik.
HET beras medium zona 1 Rp10.900, zona 2 Rp11.500, kemudian zona 3 Rp11.800, sementara untuk beras jenis premium pada zona 1 Rp12.900, zona 2 Rp14.400, dan zona 3 Rp14.800.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Pedagang Warteg Pilih Tidak Naikkan Harga Lauk Meski HET Beras Melonjak. (Penulis: Bima Putra | Editor: Jaisy Rahman Tohir).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.