JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan orang mengabdikan dirinya sebagai marbut dalam membantu menjaga dan memelihara Masjid Istiqlal di Jakarta Pusat.
Hal ini disampaikan oleh Humas Masjid Istiqlal, Ismail, saat diwawancarai Kompas.com, Selasa (28/3/2023) sore.
“Ada beberapa bagian di Istiqlal. Ada bagian peribadatan, kebersihan, sarana prasarana, dan bagian sumber daya manusia. Jumlah totalnya ada lebih dari 500 orang yang mengurusi masjid ini,” kata Ismail.
Untuk bagian peribadatan, kata Ismail, ada sebanyak tujuh imam yang bergantian setiap shalat rawatib dan ada tujuh muadzin yang khusus dijadwalkan.
Baca juga: Saat Jemaah Masjid Istiqlal Ramadhan Ini Membeludak, Takjil yang Disediakan Sering Kurang
“Mereka menginap di sini. Jadi tidak akan pernah ada shalat tanpa imam di Istiqlal,” tutur dia.
Di sisi lain, terdapat sebanyak 150 orang yang menjadi karyawan tetap sebagai bagian manajemen pengelolaan masjid. Tidak hanya itu, ada sebanyak 150 orang lainnya yang bertanggungjawab membantu menjaga kebersihan di masjid.
“Masjid ini tidak boleh kotor dan harus terpelihara. Maka dari itu, sekarang kami tidak boleh lagi parkir di atas. Kami sudah siapkan dua basement parkir sehingga taman-taman di sini bisa kelihatan lebih bersih dan terang,” jelas Ismail.
Selama bulan Ramadhan, Masjid Istiqlal mempersiapkan ribuan takjil berupa nasi boks untuk para jemaah yang datang beribadah.
Baca juga: Marbut Masjid Istiqlal Capai Ratusan Orang, Ini Tugas Mereka
Terdapat sebuah panitia khusus yang ditugaskan untuk mengoordinir pembagian takjil ini.
Kepala Bidang Penyelenggara Peribadatan sekaligus Ketua Panitia Amaliyah Ramadhan 1444H, Bukhori SA mengatakan bahwa pihak masjid bekerja sama dengan 10 vendor katering berbeda dalam mempersiapkan takjil tersebut.
“Kita sudah menggaet 10 vendor katering dengan ketentuan yang sudah kita tetapkan. Sudah pasti halal untuk jenis makanannya, higenisnya. Kita juga sudah survei ke dapurnya,” kata Bukhori kepada Kompas.com, Senin (27/3/2023).
Sebelum dibagikan kepada jemaah, para panitia yang bertugas selalu melakukan pengecekan ulang terhadap nasi boks tersebut untuk pertahankan kualitas makanan.
Baca juga: Suka Duka Taman 27 Tahun Jadi Marbut Masjid Istiqlal: Dari Gaji Rp 150.000 hingga Berangkat Haji
“Kita buka dulu, sesuai enggak dengan ketentuan? Soalnya sudah ada daftar makanannya, sudah dijanjikan di kontrak. Kalau tidak sesuai kita tegur,” papar Bukhori.
Sebagai contoh, Bukhori menuturkan, makanan yang tidak sesuai adalah makanan yang basi, atau terguyur hujan, atau mungkin tidak sesuai dengan menu yang telah dijanjikan sebelumnya.
“Kayak yang kehujanan kemarin, 50 boks, enggak kita bayar. Kalau masih bisa dimakan, kita kurangi harga bayarnya,” tutur dia.
“Kita cek seperti itu untuk memastikan bahwa yang datang itu sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan,” lanjut Bukhori.
Berdasarkan pantauan Kompas.com pada hari Senin, makanan mulai berdatangan sekitar pukul 15.30 WIB. Beberapa petugas keamanan mengawasi penurunan makanan dan membantu merapikannya di area selasar.
Setelah itu, ada pengurus masjid lain yang mengecek satu per satu kotak makanan dari 10 vendor katering yang berbeda itu. Ketika ada menu yang tidak sesuai, pengurus masjid langsung menanyakan perihal itu kepada petugas katering.
Apabila proses pengecekan sudah selesai, makanan pun mulai dibawa ke lantai atas. Ada sekitar 50 orang yang saling bahu-membahu, mengoper plastik berisi boks makanan itu dari bawah ke atas.
Salah satu marbut bagian pelayan jemaah bernama Taman (56) mengatakan, pekerjaannya memiliki tantangan tersendiri. Khususnya, saat berhadapan langsung dengan jemaah ketika pembagian takjil.
“Jemaah tidak semuanya mengerti kalau kami ingin beri pelayanan terbaik untuk mereka. Mereka enggak ngerti–diatur aja kadang susah,” celetuk Taman sambil tertawa.
“(Kami) minta mereka duduk aja enak, duduk manis, tapi mereka seolah takut enggak kebagian (takjil). Padahal Insya Allah, selama ini kami sesuaikan,” tambah dia.
Taman mengatakan, terkadang juga ada jemaah ngeyel terkait pembagian takjil tersebut.
“Kan kami tidak punya kewenangan 100 persen, kami hanya menjalankan amanat yang diembankan,” imbuh dia.
Menjelang maghrib, Taman memaparkan, jemaah cenderung berebut takjil. Lantaran, stok yang disiapkan pihak masjid juga mulai menipis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.