Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenuh Jadi Guru Honorer, Topik Banting Setir Jadi Marbut di Tangsel

Kompas.com - 29/03/2023, 11:36 WIB
Firda Janati,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kejenuhan bekerja sebagai guru honorer di Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Ciamis membuat Topik Rahman (26) "banting setir" menjadi marbut di Tangerang Selatan.

Topik setiap harinya bekerja membersihkan area Masjid Agung Al Mujahidin Serpong, Jalan Serpong No 6, Serpong, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten.

Kepada Kompas.com, Topik bercerita, awal mula dia menjadi marbut karena adanya lowongan kerja yang diketahuinya dari saudara.

Baca juga: Cerita Eman, Pedagang Jajanan yang Jadi Marbut demi Mencari Berkah

"Saya aslinya dari Ciamis, jadi marbut ini awalnya ada saudara dia sebagai marbut juga di Parung Bogor, kebetulan dia punya teman sebagai pengurus di masjid sini. Saya dibawa melewati pengurus," kata Topik saat ditemui di Masjid Agung Al Mujahidin, Rabu (29/3/2023).

Seperti pekerjaan lain, Topik juga melalui serangkaian seleksi sebelum resmi menjadi marbut.

"Di sini seleksinya ada, cuma saya kan diperuntukkan untuk muazin standby lima waktu, itu yang menjadi landasan pokok. Seterusnya pengetesan dasar beberapa waktu dites bagaimana kinerjanya," ujar dia.

Muazin adalah orang yang bertugas untuk mengumandangkan panggilan ibadah (shalat), yaitu adzan dan iqamah di masjid.

Berhasil melalui seleksi itu, Topik diberikan Surat Keterangan dibolehkan bekerja dari Badan Keswadayaan Masyarahat (BKM).

Baca juga: Marbut Masjid Istiqlal Capai Ratusan Orang, Ini Tugas Mereka

Setelah hampir tiga bulan menjadi marbut, Topik merasakan ketenangan dan kenyamanan selama menjaga masjid.

Sebelum menjadi marbut, Topik sempat bekerja sebagai guru honorer selama hampir tiga tahun.

Namun, saat bekerja sebagai guru honorer di kampung halamannya itu, Topik tidak merasakan kenyamanan seperti yang dirasakan sekarang sebagai marbut.

"Dulu waktu di Ciamis saya pernah jadi guru honorer. Tapi dikarenakan situasi perkembangan enggak ada kemajuan sehingga saya jenuh, enggak ada rekan yang berkolaborasi bekerja, kurang nyaman di pekerjaan itu," tutur dia.

Ditambah lagi, kata Topik, banyak rekan sejawat tenaga pengajar yang memutuskan bekerja di sekolah lain.

Baca juga: Suka Duka Taman 27 Tahun Jadi Marbut Masjid Istiqlal: Dari Gaji Rp 150.000 hingga Berangkat Haji

"Jadi yang tetap standby saya doang. Karena itu saya merasa malas, tidak ada rekan kerja bersama karena lainnya juga kerja di luar," ucap dia.

Pria penyandang gelar Sarjana Hukum Perdata itu merasa menjadi marbut merupakan pekerjaan mulia karena menjaga rumah Allah.

Keluarga Topik pun tidak mempermasalahkan itu. Kebebasan untuk memilih pekerjaan ada di tangan Topik.

"Enggak ada keberatan, pihak keluarga memberikan kelonggaran bagimana jadi apapun silakan, asalkan tidak jadi pengangguran," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com