"Karena rasa cinta aja ke masjid. Kalo bukan kita siapa lagi yang ngurusin," kata dia.
"Biarin aja (gak ada upahnya) ibadah saya aja, minimal mencari keberkahan istilahnya. Saya mencari kebaikan disitu ada keberkahan," tambah dia.
Baca juga: Cerita Eman, Pedagang Jajanan yang Jadi Marbut demi Mencari Berkah
Mukhlis mengatakan, saat ini dirinya mendapat upah dari "uang kemasjidan".
Uang kemasjidan itu dikeluarkan dari dana masjid sekitar Rp 1.000.000 per bulan.
Namun, uang itu tidak hanya untuk dirinya sendiri melainkan dibagi dengan anggota marbot lainnya yang giat bekerja di bulan tersebut, juga upah untuk imam masjid, dan sesekali memberi pemuda setempat yang ikut rajin menjadi muadzin di masjid.
Sementara, intensif dari pemerintah adalah sebesar Rp 1.050.000 per tiga bulan.
"Jadi hitungannya satu bulan Rp 300.000, dari zaman Wali Kota Tangerang Wahidin Halim, sekitar 10 tahun-an," jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.