JAKARTA, KOMPAS.com - Bos agen travel PT Naila Syafaah Wisata Bahari menggandeng tokoh agama untuk promosikan jasa perjalanan umrahnya agar masyarakat tertarik.
Kasubdit Keamanan Negara Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Joko Dwi Harsono menjelaskan, sejumlah tokoh agama yang digaet dihadirkan dalam setiap roadshow ke sejumlah daerah.
Beberapa di antaranya bahkan dijadikan kepala cabang, demi meyakinkan para calon jemaah agar menggunakan jasa perjalanan umrah dari PT Naila.
"Jadi digaet tokoh-tokoh yang punya pengaruh di daerah itu. Kayak ustaz, tokoh agama," kata Joko.
Menurut Joko, keterlibatan tokoh agama ini bertujuan untuk menjaring calon korban dari kalangan pesantren dan majelis taklim di daerah-daerah.
Baca juga: Bos Travel Umrah Naila Pakai Miliaran Uang Jemaah untuk Beli Rumah hingga Mobil
"Dia datangin pesantren, datangin masjid, pengajian, nanti tokoh agama ini diajak," pungkasnya.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya mengungkap kasus penipuan travel umrah, yang mengakibatkan jemaah sempat telantar di Arab Saudi dan tidak pulang ke Indonesia.
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, terdapat lebih dari 500 jemaah yang menjadi korban dengan kerugian mencapai Rp 91 miliar.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjelaskan, kasus ini terungkap berdasarkan informasi dari Kementerian Agama soal adanya jemaah yang tidak bisa pulang ke Tanah Air.
Para jemaah mengadu ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Arab Saudi karena ditelantarkan agen travel usai menjalani ibadah umrah.
"Jadi korban ini awalnya mengadu ke Konsulat Jenderal di Arab Saudi. Aduan itu kemudian disampaikan ke Kemenag dan diteruskan kepada kami," ujar Hengki dalam keterangannya, Selasa (28/3/2023).
Setelah mendapat informasi tersebut, penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya melakukan penyelidikan.
Dari situ, penyidik mengetahui bahwa para jemaah diberangkatkan oleh agen perjalanan bernama PT Naila.
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, Hengki menyebut bahwa terdapat ratusan jemaah yang diberangkatkan ke tanah suci.
"Jumlah korban sejauh ini dari data yang kita dapat ada sekitar ratusan orang," jelas Hengki.