Perekonomian Sutarman sekeluarga mulai menurun saat salah satu anaknya didiagnosis mengidap skizofrenia sekitar 13 tahun lalu.
Pada saat itu, ia berusaha mengobati anaknya ke beberapa klinik swasta dan merogoh kocek yang cukup besar.
Pengobatan terus berlanjut lantaran anaknya tidak kunjung sembuh.
"Pernah beberapa kali dirawat di rumah sakit pemerintah, tapi belum stabil juga. Suatu ketika, kami sudah kritis masalah ekonomi. Datanglah Covid-19," ucap Sutarman.
Selama dirawat di Wisma Atlet, Sutarman sekeluarga berhasil sembuh dari Covid-19.
Ia pun mengucap syukur atas pemulihannya kembali. Nahasnya, perekonomiannya justru semakin memburuk.
"Pemulihan kami berbarengan dengan ekonomi yang semakin krisis. Sampai benar-benar berpikir buntu, dalam arti saya ingin menyerahkan atau menitipkan istri ke ibunya dulu," ujar Sutarman.
Baca juga: Rusun Rp 10.000 di Cipayung Tak Bisa Dihuni Sembarang Orang, Mensos Risma: Ada Pemeriksaan Dulu
Hal itu sempat terpikirkan oleh Sutarman lantaran ia sudah tidak sanggup membayar kontrakan.
Namun, ia akhirnya memutuskan untuk melapor ke negara perihal kondisinya, dengan mengunjungi Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta.
Laporannya baru ditanggapi setelah beberapa kali melapor.
Singkat cerita, Sutarman dan keluarga akhirnya diperbolehkan tinggal di Balai Mulya Jaya, salah satu fasilitas milik Kemensos.
"Saya sudah menyerah, kemudian ngasih solusi untuk sementara waktu tinggal di sana," kata Sutarman.
Selama satu tahun terakhir, Sutarman sekeluarga tinggal di Balai Mulya Jaya.
Selanjutnya, kabar baik itu datang. Sutarman ditawarkan untuk pindah ke Rusun Sentra Mulya Jaya.
"Kami ditawarkan, nah akhirnya kami mau. Insha Allah, ke depan saya akan menempati di sini (Rusun Sentra Mulya Jaya)," kata Sutarman.