JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, sebagian besar orangtua di Indonesia sebenarnya sudah mengetahui istilah stunting alias tengkes.
Namun, hal tersebut belum menjamin para orangtua melakukan upaya untuk mencegah stunting pada anak.
"Kalau kita lihat dari hasil survei terakhir, (orangtua) yang mendengar stunting itu lebih dari 90 persen," ujar Hasto dalam wawancara khusus dengan Kompas.com, Senin (3/4/2023).
"Tetapi soal bagaimana cara mencegah stunting itu baru sekitar 60 persen (orangtua yang memahaminya)," lanjut dia.
Baca juga: Saat Program Pengentasan Stunting Kalah dengan Pembangunan Infrastruktur yang Lebih Populer...
Hasto memaklumi situasi tersebut. Sebab, sosialisasi pencegahan stunting di Indonesia memang baru digencarkan dalam beberapa tahun belakangan ini.
Diperlukan sosialisasi yang lebih intensif lagi agar tidak hanya orangtua yang memahami cara pencegahan stunting pada anak, melainkan juga masyarakat luas.
"Di Indonesia ini stunting relatif baru dan belum disosialisasikan sehingga mereka ini tarafnya mendengar tapi belum mengetahui secara dalam," ujar Hasto.
Baca juga: Tantangan Nakes di Puskesmas, Banyak Orangtua Denial Saat Anaknya Didiagnosis Stunting
"Nah, makanya ini menjadi tantangan kita bersama untuk harus terus memberikan pembelajaran secara lebih," lanjut dia.
Meski demikian, Hasto mengeklaim dalam kondisi seperti ini saja, Indonesia mampu menurunkan angka stunting dari 37 persen pada 2014 menjadi 21,6 persen pada 2022.
BKKBN berkomitmen untuk terus menyosialisasikan pencegahan stunting kepada masyarakat demi peningkatan kualitas SDM bangsa Indonesia di masa mendatang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.