Berbeda dengan Eka, Miftah (27) warga Duren Sawit, Jakarta Timur, saat ini masih berjuang untuk membebaskan sang anak, Khanza (4), dari stunting.
Tahun lalu, Khanza didiagnosis mengidap stunting usai dibawa untuk imunisasi di posyandu RT 003 RW 07 Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Miftah sebenarnya sudah mencurigai kondisi anaknya yang berbeda dari anak-anak sepantarannya. Sebab, mata Khanza tampak sipit dan sayu.
Tinggi dan berat badannya pun tidak tampak seperti anak-anak lainnya. Pergelangan tangan Khanza juga kecil.
"Saya ngerasa ngenes banget karena ya Allah cuma kerasa tulang aja (pergelangan tangannya), enggak ada dagingnya. Mukanya kelihatan beda, rambutnya tipis banget, enggak kayak anak-anak lain," ujar Miftah.
Baca juga: Tak Harus Lauk Mahal, Ikan dan Telur Juga Bisa Cegah Stunting pada Anak
Miftah awalnya tidak melapor ke pihak terkait soal kecurigaannya terhadap sang anak yang diduga stunting. Pada saat itu, Miftah berupaya menangani kondisi kesehatan anaknya seorang diri.
"Coba tangani dulu sendiri pakai makanan yang bergizi, pengin tahu dulu berat badannya meningkat apa enggak," jelas Miftah.
"Saya berupaya kasih makanan bergizi secara teratur. Buah-buahan, ikan, vitamin, dan lain-lain. Biarin orangtua enggak makan, yang penting Khanza makan," imbuh dia.
Lantaran tidak tampak perubahan pada kondisi Khanza, ditambah lagi sang anak sempat sakit-sakitan akibat anemia, Miftah memutuskan untuk melapor ke posyandu RT 003 RW 07.
Miftah melapor sekaligus mengikuti giat imunisasi untuk Khanza. Saat diperiksa, berat badan Khanza saat itu sembilan kilogram.
Baca juga: Cerita Nakes soal Ibu yang Anaknya Stunting, Sempat Enggan Dirujuk karena Tak Punya Kendaraan
Setelah pemeriksaan lainnya dilakukan, pihak posyandu memberi tahu bahwa Khanza termasuk golongan stunting.
Miftah mengatakan, kebiasaan makan Khanza sebelum dan sesudah didiagnosis tidak berubah. Khanza tetap lahap menyantap apa pun yang diberikan.
Khanza juga menyukai sayur-sayuran. Meski bukan pemilih, Khanza tetap memiliki beberapa makanan favorit, yakni daging, ikan, dan tauge.
Meski lahap makan, Khanza tetap dinyatakan stunting karena asupan gizi anaknya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan agar Khanza tumbuh dengan sehat.
"Ternyata porsi makannya selama ini ternyata belum sesuai kebutuhan tubuh Khanza," kata Miftah.
Baca juga: Kisah Anak di Pondok Kelapa Lahap Makannya tetapi Stunting, Ternyata...
Ia melanjutkan, guna memenuhi kebutuhan nutrisi anak keduanya itu, Miftah sampai rela berutang ke sejumlah orang.
Sejak penanganan stunting dilakukan, kondisi Khanza mulai membaik. Bahkan, Khanza termasuk anak yang aktif dalam kesehariannya.
Biasanya, di sela-sela bermain, Khanza juga mengemil setiap selesai menyantap hidangan penuh protein berdasarkan anjuran posyandu.
(Penulis: Nabilla Ramadhian, Baharudin Al Farisi | Editor: Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Nursita Sari)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.