JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua RW 10 di Kelurahan Marunda, Nasrullah Dompas mengatakan debu bara yang mencemari lingkungan Rusunawa Marunda berasal dari tempat pembuangan asap sebuah perusahaan yang lokasinya tidak jauh dari Rusunawa Marunda.
"Ini dugaan ya, dari corong PT yang minyak sawit itu. Jadi, dia dari cerobong asap. Kalau dari pelabuhan, kan sudah enggak ada, kan KCN sudah tutup. Ini dari cerobong asap. Dugaan dari situ," ucap Dompas saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (14/4/2023).
Baca juga: Kembali Tercemar Debu Batu Bara, Warga Rusun Marunda: Kami Ingin Kembali Normal
Kendati demikian, untuk memastikan bahwa itu debu batu bara atau bukan, kata Dompas, perlu dilakukan penelitian.
"Tapi, debunya dari arah sana, cerobong, buangan dari cerobong. Katanya sih pembakarannya pakai batu bara. Cuma, saya enggak mengerti," tutur Dompas.
Dompas meminta pejabat terkait untuk segera melakukan tindakan. Pasalnya, debu batu bara tersebut cukup meresahkan masyarakat.
"Mungkin, sekarang ini sedang angin barat sehingga debunya enggak ke arah sini," ungkap Dompas.
Sebelumnya, Biro Media dan Propaganda Forum Massa Rakyat Marunda (FMRM) Cecep mengatakan, Maret hingga Juni 2022 menjadi periode terparah bagi warga Rusunawa Marunda.
Baca juga: Mantan Mandor Pelabuhan Marunda: Sekarang, Bisa Makan Saja Sudah Bersyukur
Pedagang makanan kala itu enggan untuk menjajakan dagangannya lantaran sebaran debu yang tinggi.
Pencemaran akibat debu batu bara, kata dia, sempat berhenti sejak Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta mencabut izin PT Karya Citra Nusantara (KCN).
Namun, debu hitam itu kembali mengotori rumah warga di Rusunawa Marunda sejak 10 November 2022 hingga sekarang.
Cecep belum mengetahui dari mana asal debu yang kembali muncul.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.