Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Betulkah Dampak Stunting Berlanjut Sampai Dewasa?

Kompas.com - 15/04/2023, 06:37 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.

Kondisi kesehatan ini ditandai dengan tinggi badan yang di bawah standar anak seusianya.

Kepala Puskesmas Kecamatan Duren Sawit Sunersi Handayani mengatakan, stunting adalah kondisi yang tidak bisa membuat tubuh kembali normal.

"Kalau anak sudah pendek, mungkin bisa mengejar pertumbuhan, tapi itu ada batasnya," ujar dia di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (12/4/2023).

Baca juga: Pesan Ibu yang Anaknya Pernah Stunting: Ikuti Saran Dokter dan Jangan Dengar Cibiran Tetangga

Oleh karena itu, tinggi badan anak harus segera dikejar dengan memberi asupan bergizi.

Sebab, tinggi badan tidak akan bertambah lagi pada periode tertentu.

Pada akhirnya, tinggi badan anak pengidap stunting tidak akan optimal seperti teman-teman sebayanya saat sudah dewasa.

"Dengan pemberian gizi optimal, orang bisa tinggi dan tidak stunting. Caranya, mulai dari masa kehamilan, ibu sudah harus lakukan pemeriksaan," kata Sunersi.

Ia juga menyarankan agar ibu memenuhi kebutuhan gizi seimbang agar anak terlahir dalam keadaan sehat.

Tidak hanya pendek

Sunersi melanjutkan, stunting tidak hanya menyebabkan anak tumbuh dewasa dengan tinggi badan yang tidak sesuai standar.

Ketika mereka dewasa, kemampuan akademiknya berpotensi berkurang, yang mana ini memengaruhi IQ.

Sunersi kembali menegaskan, orangtua harus berperan aktif dalam melakukan intervensi dini.

"Anak-anak yang sehat, umur enam bulan sudah bisa tengkurap, dan umur satu tahun sudah bisa berdiri. Pada anak-anak stunting, itu semua biasanya terhambat," ujar Sunersi.

Baca juga: Ratusan Ribu Anak Jakarta Idap Stunting, Ini Cara Mengatasinya…

Biasanya, ada ibu yang membiarkan saat anaknya belum bisa melakukan semua hal itu pada periode tertentu.

Mereka berdalih bahwa anaknya memang belum waktunya untuk bisa tengkurap atau berdiri, dan mengatakan bahwa mereka dapat belajar sendiri.

Padahal, ujar Sunersi, intervensi dini dengan rajin memeriksakan anak ke posyandu dapat membantu ibu, seperti mengenali dan menangani stunting sejak dini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com