Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerja Saat Lebaran, Porter di Terminal Kampung Rambutan Ini Tak Mudik karena Terkendala Biaya

Kompas.com - 27/04/2023, 09:28 WIB
Nabilla Ramadhian,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sardiman (54) sudah tidak mudik ke kampung halamannya di Banjarnegara, Jawa Tengah, selama enam tahun.

Porter di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, ini mengungkap, ia terkendala biaya.

"Mau pulang kampung ya belum bisa. Biayanya lebih besar daripada biaya kehidupan di Jakarta," ucap dia di area kedatangan di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Rabu (26/4/2023).

Pendapatan sehari-hari Sardiman sebagai kuli panggul tidak menentu.

Baca juga: Cerita Porter Pasar Senen, Pendapatan Naik Saat Lebaran dan Pernah Angkut Beras 40 Kg

Sementara itu, ia masih harus menafkahi empat dari enam anak-anaknya karena baru dua yang sudah bekerja.

Pada momen-momen tertentu, semisal Lebaran, Sardiman bisa meraup Rp 100.000-Rp 150.000 per hari.

Biasanya, pendapatan tersebut mulai terlihat sejak tiga hari sebelum Hari Raya Idul Fitri.

"Kadang Rp 50.000-Rp 80.000 per hari di hari biasa. Enggak menentu, jadinya kisaran pendapatan bulanan enggak bisa diukur," jelas Sardiman.

 

Ingin mudik

Sardiman sudah merantau di Jakarta sejak tahun 1980-an. Pada saat itu, ia tergiur dengan orang-orang di kampung halamannya yang turut merantau ke Ibu Kota mencari peruntungan.

Sejak tiba di Jakarta, berbagai pekerjaan telah Sardiman lakukan sebelum akhirnya berprofesi sebagai porter di Terminal Kampung Rambutan pada 1992.

Baca juga: Cerita Pemudik Enggan Pakai Porter, Bolak-balik Dermaga-Kapal Angkut Barang Bawaannya

Sardiman sempat berhenti pada tahun yang sama untuk bekerja di tempat lain. Namun, ia kembali menjadi porter pada 2014.

Sepanjang mencoba beragam profesi, Sardiman masih sempat mudik, sebelum akhirnya tidak bisa selama enam tahun belakangan.

"Setiap Lebaran saya sebetulnya pengi pulang ke Banjarnegara. Cuma ongkosnya besar. Umpamanya harga tiket bus Rp 300.000," ucap Sardiman.

"Anggota keluarga saya ada hampir 10 orang. Kalau dikalikan, berangkat ke sana bisa Rp 3 jutaan. Semakin ke sini ongkosnya semakin enggak cukup karena untuk biaya sehari-hari," imbuh dia.

Sardiman memiliki empat saudara kandung, yang mana dua di antaranya masih tinggal di Banjarnegara.

Baca juga: Muasal Kuli Angkut di Indonesia, Andil Kolonialisme Belanda

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com