Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/05/2023, 21:12 WIB
Xena Olivia,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Persatuan Nasional Aktivis 98 (Pena 98) gelar pameran foto dan memorabilia dalam memperingati 25 tahun reformasi.

Sejumlah pengunjung mengaku kembali teringat pada masa-masa rakyat memperjuangkan reformasi saat melihat banyaknya dokumentasi yang dipajang di Graha Pena 98, Jalan Hos Tjokroaminoto No 115, Menteng, Jakarta Pusat itu.

Seorang pengunjung bernama Deddy Effendi (38) mengaku merinding saat melihat jajaran foto yang terbingkai rapi.

Kepada Kompas.com, dia mengaku sedang duduk di bangku SMA saat para aktivis dan mahasiswa berupaya melengserkan Soeharto pada 1988 lalu.

“Kerasa (merinding), lah! Sampai sekarang saya masih merinding. Kebetulan saya waktu kejadian 1998 di Surabaya, tapi semua saudara dari Jakarta harus lari ke Surabaya untuk mengamankan diri,” ujar Deddy.

“Jadi satu ancaman tersendiri bagi kami semua. Kami selalu berjaga-jaga di televisi karena kami libur sekolah pada saat itu. Merinding karena saya menjadi bagian pada masa itu,” sambung dia.

Baca juga: Hendak Curi Motor di Sawah Besar, Dua Maling Todongkan Airsoft Gun ke Warga

Politikus dan aktivis Tionghoa Frans Tshai turut hadir dalam pameran ini.

Dia kagum dengan perjuangan mahasiswa yang begitu tulus dan murni melalui dokumentasi foto yang dipajang.

“Saya baru lihat sebagian, tapi sudah ada impresi tersendiri. Saya dulu juga sedikit banyak cukup aktif di tahun 1998, tapi saya tidak ada gambaran bahwa sehebat ini, karena saya tidak langsung di jalan,” ujar Frans saat dihampiri Kompas.com, Jumat (12/5/2023).

Menurut dia, pameran ini penting untuk disaksikan segala kalangan, khususnya generasi muda.

Frans juga turut berharap, generasi muda bisa kembali membangkitkan semangat bernegara dan berbangsa.

“Saya imbau kepada Pemerintah, supaya semangat kebangsaan itu dibangkitkan kembali secara positif. Mungkin Kementerian Informasi itu bikin program agar televisi dan radio terus-menerus membangkitkan kesadaran kebangsaan itu,” lanjut dia.

Baca juga: Korlantas Beberkan Alasan SIM Harus Diperpanjang 5 Tahun Sekali, Beda dengan KTP

Sependapat dengan Frans, pengunjung lain bernama Enos (35) merasa pameran ini penting disaksikan generasi muda.

“Ini seperti pembelajaran sejarah juga. Kita perlu tahu apa yang pernah terjadi, kejadian-kejadian baik ataupun buruk. Kita perlu pelajari agar bisa evaluasi untuk jadi lebih baik lagi di kemudian hari,” tutur Enos saat diwawancarai Kompas.com.

Bagi Enos, generasi muda harus memahami bagaimana menganalisis sesuatu dari sejarah.

“Kalau kita memprediksi sesuatu di masa mendatang, kita harus punya data yang cukup di masa lalu. Kita harus tahu pattern-nya gimana. Apa yang perlu terjadi, ya pelajaran sejarah, okelah untuk sekedar tahu, itu bagus,” kata dia.

Sebagai informasi, pameran foto mengenang 25 tahun reformasi digelar pada 11-17 Mei 2023 untuk umum.

Acara ini tidak dipungut biaya dan akan berlangsung pukul 10.00-22.00 WIB.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Polisi Sebut Suami Korban Pembunuhan di Tanjung Duren Dapat Sinyal SOS

Polisi Sebut Suami Korban Pembunuhan di Tanjung Duren Dapat Sinyal SOS

Megapolitan
Transjakarta Operasikan Rute Cawang-Stasiun Halim, Terintegrasi dengan Kereta Cepat

Transjakarta Operasikan Rute Cawang-Stasiun Halim, Terintegrasi dengan Kereta Cepat

Megapolitan
Tolak 'Social Commerce', Pedagang di Pasar Asemka Curhat ke Mendag Zulhas soal Pendapatan Turun Drastis

Tolak "Social Commerce", Pedagang di Pasar Asemka Curhat ke Mendag Zulhas soal Pendapatan Turun Drastis

Megapolitan
Beda Keterangan dengan Polisi, Damkar Duga Satpam SMAN 6 Jakarta Meninggal karena Asap Kebakaran

Beda Keterangan dengan Polisi, Damkar Duga Satpam SMAN 6 Jakarta Meninggal karena Asap Kebakaran

Megapolitan
BMKG Prediksi Suhu Panas yang Melanda Jakarta dan Sekitarnya Berlangsung sampai November 2023

BMKG Prediksi Suhu Panas yang Melanda Jakarta dan Sekitarnya Berlangsung sampai November 2023

Megapolitan
Pemprov DKI Buka Kanal Pengaduan untuk Pelajar Korban 'Bullying'

Pemprov DKI Buka Kanal Pengaduan untuk Pelajar Korban "Bullying"

Megapolitan
Kebakaran di Menteng, Warga Saling Oper Ember Berisi Air untuk Padamkan Api

Kebakaran di Menteng, Warga Saling Oper Ember Berisi Air untuk Padamkan Api

Megapolitan
Permukiman Padat di Menteng Terbakar, Listrik Sempat Padam Sebelum Api Muncul

Permukiman Padat di Menteng Terbakar, Listrik Sempat Padam Sebelum Api Muncul

Megapolitan
Sebelum Terbakar, Ada Bunyi Ledakan seperti Petasan dari Ruang Panel Listrik SMAN 6 Jakarta

Sebelum Terbakar, Ada Bunyi Ledakan seperti Petasan dari Ruang Panel Listrik SMAN 6 Jakarta

Megapolitan
10 Saksi Diperiksa Terkait Temuan Jasad Anak Perwira TNI AU di Lanud Halim

10 Saksi Diperiksa Terkait Temuan Jasad Anak Perwira TNI AU di Lanud Halim

Megapolitan
Polisi Sebut Dua Pelaku Sipil Kasus Pembunuhan Imam Masykur Tak Mungkin Kena Pasal Pembunuhan Berencana

Polisi Sebut Dua Pelaku Sipil Kasus Pembunuhan Imam Masykur Tak Mungkin Kena Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Rumah Terbakar di Menteng, Ada Kemungkinan Menyambar Bangunan Lain

Rumah Terbakar di Menteng, Ada Kemungkinan Menyambar Bangunan Lain

Megapolitan
Hanya Sementara Huni Rusunawa Nagrak, Warga Eks Kampung Bayam: Kami Harus Tempati KSB

Hanya Sementara Huni Rusunawa Nagrak, Warga Eks Kampung Bayam: Kami Harus Tempati KSB

Megapolitan
Polisi Periksa Orangtua dan Guru Anak Perwira TNI AU yang Tewas Terbakar di Lanud Halim Perdanakusuma

Polisi Periksa Orangtua dan Guru Anak Perwira TNI AU yang Tewas Terbakar di Lanud Halim Perdanakusuma

Megapolitan
Minta Orangtua Didik Anak agar Tak Mem-'bully', Heru Budi: Jangan Cuma Nonton Drakor

Minta Orangtua Didik Anak agar Tak Mem-"bully", Heru Budi: Jangan Cuma Nonton Drakor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com