Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/05/2023, 22:55 WIB
Joy Andre,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - 32 orang Biksu dari Thailand melintas di Bekasi dengan berjalan kaki pada Jumat (12/5/2023) untuk pergi merayakan Hari Raya Waisak di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada 4 Juni mendatang.

Ketua Yayasan Pancaran Tridharma Kota Bekasi Ronny Hermawan mengatakan, perjalanan puluhan biksu itu dinamakan ritual Thudong.

Ritual ini diketahui sudah jadi tradisi ratusan tahun lalu.

"Tradisi ratusan tahun yang lalu tapi tidak dilakukan setiap tahun, apalagi kemarin pandemi, baru lah ini dimulai lagi," ucap Ronny kepada wartawan, Jumat (12/5/2023).

Baca juga: BERITA FOTO: 32 Biksu Jalan Kaki dari Thailand ke Candi Borobudur untuk Rayakan Waisak

Ronny berujar, Thudong adalah sebuah perjalanan religi dan ditempuh dengan cara jalan kaki puluhan ribu kilometer.

Dalam perjalanannya, para Biksu tidak tidur di penginapan, melainkan menginap di rumah-rumah ibadah.

"Apakah mampir ke Kelenteng, Wihara, atau Asrama Haji. Jadi, lintas agama ini. Mereka juga akan mampir dan berdialog dengan tokoh-tokoh agama lain," ungkap Ronny.

Ronny mencontohkan, puluhan Biksu yang tadi pagi singgah di Kota Bekasi, sudah lebih dahulu beristirahat di sebuah pondok meditasi di bilangan Bekasi Barat.

"Lalu jam 05.00 WIB langsung ke Wihara Buddha Dharma untuk makan dan menyapa umat-umat Buddha," kata Ronny.

Baca juga: Jalani Ritual Thudong, 32 Biksu Akan Bermalam di Rumah Habib Luthfi bin Yahya

Usai menyapa umat Buddha, para Biksu yang sebelumnya sudah berjalan kaki dari Thailand dan melintas beberapa negara seperti Singapura dan Malaysia itu akan berhenti di wilayah seperti Cikarang dan Karawang.

Saat melakukan perjalanan lintas negara, para biksu itu menumpang pesawat. Namun, begitu tiba di Bandara, mereka langsung menjalani ritual thudong dengan berjalan kaki.

Perjalanan ribuan kilometer itu akan mereka akhiri di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Mereka akan tiba bertepatan dengan Perayaan Hari Raya Waisak tanggal 4 Juni mendatang.

"Jadi, ini (ritual Thudong) dalam rangka membangun persaudaraan dan perdamaian dunia," jelas Ronny.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Rute dan Jadwal Bus Citra Raya Tangerang 2023

Rute dan Jadwal Bus Citra Raya Tangerang 2023

Megapolitan
Hari Ozon Sedunia, Pemadaman Lampu di Jakarta Juga untuk Mengedukasi Warga soal Emisi Karbon

Hari Ozon Sedunia, Pemadaman Lampu di Jakarta Juga untuk Mengedukasi Warga soal Emisi Karbon

Megapolitan
Cerita Warga Kemang Banyak yang Foto 'Prawedding' Saat Bunga Tabebuya Bermekaran

Cerita Warga Kemang Banyak yang Foto "Prawedding" Saat Bunga Tabebuya Bermekaran

Megapolitan
Klarifikasi Maxim Soal 'Suspend' Akun Ojol yang Turunkan Penumpang Tanpa Helm

Klarifikasi Maxim Soal "Suspend" Akun Ojol yang Turunkan Penumpang Tanpa Helm

Megapolitan
Lampu Sejumlah Kawasan di Jakarta Dipadamkan Sabtu Malam Demi Peringati Hari Ozon Sedunia

Lampu Sejumlah Kawasan di Jakarta Dipadamkan Sabtu Malam Demi Peringati Hari Ozon Sedunia

Megapolitan
Viral Video AC di LRT Jabodebek Bocor, Air Rembes ke Gerbong Penumpang

Viral Video AC di LRT Jabodebek Bocor, Air Rembes ke Gerbong Penumpang

Megapolitan
'Vibes' Jepang di Kemang Luntur Karena Bunga Tabebuya Berguguran, Warga Masih Banyak yang Datang

"Vibes" Jepang di Kemang Luntur Karena Bunga Tabebuya Berguguran, Warga Masih Banyak yang Datang

Megapolitan
Sosiolog UNJ Nilai Penutupan Lokalisasi di Gang Royal Tak Hentikan Masalah

Sosiolog UNJ Nilai Penutupan Lokalisasi di Gang Royal Tak Hentikan Masalah

Megapolitan
Lurah Papanggo Pelajari Syarat yang Diajukan Warga Kampung Bayam

Lurah Papanggo Pelajari Syarat yang Diajukan Warga Kampung Bayam

Megapolitan
Bertemu 5 Jenderal Purnawirawan TNI, Cak Imin: Saya Dapat Petuah dan Nasehat

Bertemu 5 Jenderal Purnawirawan TNI, Cak Imin: Saya Dapat Petuah dan Nasehat

Megapolitan
Bunga Tabebuya di Kemang Sedang Tak Mekar, 'Vibes' Jepang Pun Hilang...

Bunga Tabebuya di Kemang Sedang Tak Mekar, "Vibes" Jepang Pun Hilang...

Megapolitan
Sosiolog: Penggusuran Lokalisasi Gang Royal Harus Dilanjutkan dengan Pemberdayaan

Sosiolog: Penggusuran Lokalisasi Gang Royal Harus Dilanjutkan dengan Pemberdayaan

Megapolitan
Warga Kampung Bayam Survei ke Rusun Nagrak, Keluhkan Akses yang Sulit untuk Anak Sekolah

Warga Kampung Bayam Survei ke Rusun Nagrak, Keluhkan Akses yang Sulit untuk Anak Sekolah

Megapolitan
Pelintasan Liar di DKI Jakarta Harus Segera Ditutup Agar Tak Lagi Makan Korban

Pelintasan Liar di DKI Jakarta Harus Segera Ditutup Agar Tak Lagi Makan Korban

Megapolitan
Bersedia Pindah ke Rusun Nagrak, Warga Kampung Bayam Ajukan Syarat ke Pemprov DKI

Bersedia Pindah ke Rusun Nagrak, Warga Kampung Bayam Ajukan Syarat ke Pemprov DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com