TANGERANG, KOMPAS.com - Arab Saudi menjadi negara favorit yang paling banyak dituju oleh pihak sindikat penyalur calon pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal.
Rinardi selaku sekretaris utama Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menuturkan, alasannya karena kemudahan masuk menggunakan visa umrah atau visa ziarah.
"Negara favorit bagi para pekerja ilegal itu umumnya adalah Arab Saudi yang pertama karena Arab Saudi cukup membutuhkan visa umrah, visa ziarah," imbuh Rinardi saat jumpa pers di kawasan Benda, Kota Tangerang, Selasa (16/5/2023) sore.
Kata Rinardi, jika masa visa ibadah telah berakhir, mereka akan tetap tinggal di sana atau disebut overstay.
Baca juga: Tergiur Gaji Besar, 10 Emak-emak Nyaris Berangkat Jadi Pekerja Migran Ilegal di Arab Saudi
"Misal 3 bulan, kalau sudah habis, overstay tidak masalah, kalau apes-apes tidak ditemukan, mereka masih bisa bekerja makanya jadi favorit," kata dia.
Negara kedua yang menjadi favorit tujuan PMI ilegal adalah Malaysia. Lewat perbatasan, mereka dengah mudah masuk ke negara tetangga.
"Kedua negara favorit itu Malaysia karena Malaysia banyak pintu perbatasan dengan kita, menyebabkan mereka mudah datang ke negara lain tanpa dokumen resmi," ujar Rinardi.
Meskipun belum jelas bekerja di mana, kata Rinardi, para calon PMI ilegal nekat berangkat lantaran tergiur uang tanda terima kasih.
"Mereka mau karena diimingi calo dapat uang tanda terima kasih buat keluaarga tapi mereka enggak tahu ancaman di sana," ujarnya.
Baca juga: Setiap Hari Lansia Kesulitan Naik Tangga Stasiun Cakung, Ini Terlalu Curam...
Setelah bekerja, PMI ilegal akan menjadi "perahan" dalam artian mereka tidak diberikan gaji secara penuh.
"Dalam tanda petik perahan, untuk tidak menerima gaji secara penuh, karena sisanya untuk bayar utang selama beberapa tahun kontrak mereka," kata Rinardi.
Sebagai informasi, 10 calon pekerja migran Indonesia (PMI) non-prosedural alias ilegal berhasil digagalkan berangkat ke Arab Saudi oleh Imigrasi dan Polresta Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu (13/5/2023).
Identitas dari 10 calon pekerja migran ilegal tersebut merupakan perempuan yang berasal dari Provinsi Jawa Barat.
Baca juga: Kekesalan Fans Kalah War Tiket Coldplay, Sold Out di Web tapi Banyak Calo Jualan di Medsos
"Rata-rata usia 32 tahun di mana yang paling muda berusia 22 tahun dan yang paling tua berusia 41 tahun," tutur Rinardi.
Kesepuluh emak-emak tersebut berangkat dengan tujuan yang sama yakni ke Arab Saudi.
Rinardi menuturkan, modus calo memang menyasar emak-emak yang dianggap lebih mudah untuk diperdaya.
Setelah berhasil digagalkan keberangkatannya, mereka akan dikembalikan lagi ke kampung halaman oleh BP2MI dan Imigrasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.