Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejaten Shelter Habiskan Dana Ratusan Juta Per Bulan untuk Pakan Anjing Tak Bertuan

Kompas.com - 25/05/2023, 21:45 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu tempat penampungan hewan liar di DKI Jakarta, Pejaten Shelter, disebut menghabiskan dana hingga ratusan juta rupiah untuk memberi makan hewan yang ditampung.

Pengacara Pejaten Shelter, Stein Siahaan mengungkapkan, dana yang digelontorkan oleh sang pemilik bisa mencapai Rp 900 juta per bulan.

"Kalau dihitung-hitung, Pejaten Shelter menghabiskan dana kurang lebih Rp 900 juta hanya untuk pakan anjing dan membayar karyawan. Biaya itu bahkan belum termasuk pakan hewan liar lain yang ditampung, misalnya kucing," ujar dia saat ditemui Kompas.com di Jakarta, Kamis (25/5/2023).

Baca juga: Sering Diprotes Tetangga karena Bawa Hewan Sakit, Pejaten Shelter Bakal Pindah ke Bandung

Stein tak menampik, pendiri Pejaten Shelter, yakni dr Susana Somali kerap kelimpungan untuk membeli pakan ribuan anjing tak bertuan.

Apalagi, selama beberapa bulan terakhir, tak sedikit donatur Pejaten Shelter yang mengurangi nominal donasinya.

"Jujur banyak donatur Pejaten Shelter yang memiliki latar belakang politikus. Jadi, menjelang musim politik, mungkin dana yang biasa dipakai untuk didonasikan dialihkan ke hal lainnya," beber Stein.

Namun, Stein menjamin Susan tidak pernah berkecil hati. Dia menerima berapa pun nominal yang diberikan para donatur.

Kendati begitu, ada dampak yang signifikan akibat penurunan donasi.

Baca juga: Pemilik Pejaten Shelter Minta Bantuan untuk Bangun Klinik Hewan demi Hindari Konflik dengan Tetangga

Pejaten Shelter acap kali menghentikan aktivitasnya untuk menampung hewan-hewan liar.

Sebab, semakin banyak hewan yang ditampung, tentu akan memberatkan dana operasional Pejaten Shelter.

"Beberapa waktu lalu, Pejaten Shelter terpaksa menolak permintaan rescue beberapa anjing liar karena beban operasional sudah terlalu banyak. Dr Susan sebenarnya tidak tega, tetapi mau bagaimana lagi, daripada anjing yang ditampung malah sakit karena kekurangan asupan," tutur Stein.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Megapolitan
Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Megapolitan
Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Megapolitan
Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com