DEPOK, KOMPAS.com - Sudah 25 tahun berlalu, 13 aktivis masih berstatus sebagai orang hilang sejak kerusuhan Mei 1998.
Salah satu yang belum "dikembalikan" sampai saat ini adalah seorang aktivis mahasiswa bernama Ucok Munandar Siahaan.
Ayah Ucok, Paian Siahaan, masih berjuang demi mendesak pemerintah Indonesia agar menegaskan status belasan aktivis itu.
Salah satu cara yang Paian lakukan adalah dengan terus menceritakan kembali kisah anaknya sembari mengenangnya.
Paian mengenang Ucok sebagai seorang anak yang selalu mendapatkan peringkat.
"Dia orangnya memiliki kepintaran di atas rata-rata karena selalu mendapat peringkat saat SD, SMP, dan SMA," ujar dia ketika ditemui Kompas.com di kediamannya di Beji, Depok, Senin (22/5/2023).
Baca juga: Ayah Ucok Siahaan Mengenang Anaknya, Aktivis 1998 yang Selalu Dapat Peringkat dan Penuh Perhatian
Paian tidak mengingat pasti peringkat yang berhasil ditorehkan laki-laki kelahiran 17 Mei 1976 itu sepanjang bersekolah.
Hanya saja, sepanjang Ucok menempuh pendidikan dari SD hingga SMA, peringkat yang didapat tidak pernah mengecewakan.
Bahkan, saat berkuliah di STIE Perbanas, Ucok mampu mempertahankan IP 3.00 hingga dirinya diculik.
Ucok sedari kecil sudah memahami bahwa ia harus selalu membantu mereka karena tidak memiliki asisten rumah tangga (ART).
"Dulu, istri saya kerja. Saya juga kerja. Ucok tau untuk selalu bantu orangtuanya kalau pulang sekolah," kata Paian.
Selain itu, Ucok juga kerap memerhatikan hal-hal kecil di sekitarnya, termasuk kebiasaan mendiang ibunya setiap kembali dari kegiatan organisasi pada sore menjelang malam hari.
Baca juga: Ucok Aktivis 98 di Mata Ayah: Selalu Memperhatikan Hal-hal Kecil, Menyiapkan Teh Manis untuk Ibu
Paian mengungkapkan, istrinya biasa menikmati secangkir teh manis setibanya di rumah.
"Jadi, Ucok sudah tahu kebiasaan ibunya yang selalu minum teh manis setiap pulang kegiatan. Jadi dia selalu siapkan itu kalau ibunya ada kegiatan dan pulang sore hari," kata Paian.
Ucok dikenang sebagai anak yang punya banyak hobi, termasuk bermain bulu tangkis dan tenis.
Kebetulan, hobi bermain bulu tangkis dan tenis muncul saat Paian sekeluarga tinggal di Jakarta karena ada fasilitas penunjang dalam kompleks yang dihuni.
Ucok kerap memainkan dua jenis olahraga itu untuk mengisi waktu luangnya di sana.
Lambat laun, kegiatan itu menjadi hobi sekaligus melepas penat.
Baca juga: Ucok Siahaan, Aktivis 1998 yang Senang Bernyanyi dan Bersahabat dengan Glenn Fredly
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.