DEPOK, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok mengungkapkan penyebab sampah menggunung di tempat pembuangan sementara (TPS) Pasar Kemiri Muka.
Kepala Bidang Kebersihan dan Kemitraan DLHK Depok Iskandar Zulkarnaen mengatakan, ada peningkatan volume sampah yang dibuang di TPS tersebut selama bulan Ramadhan 2023.
Kondisi itu lantas membuat petugas DLHK Kota Depok kewalahan untuk mengangkut sampah-sampah tersebut sehingga sebagian sampah tak terangkut.
"Ada beberapa faktor. Salah satunya karena kondisi sampah sisa bulan puasa yang banyak, lebih dari normal," kata Iskandar saat dikonfirmasi, Selasa (30/5/2023).
Baca juga: Menengok Gunungan Sampah di TPS Pasar Kemiri Muka yang Berbau Busuk
Selain itu, kerusakan armada truk juga menyebabkan petugas tak bisa memaksimalkan pengangkutan sampah di sana.
"Kemudian, ada kerusakan armada selama 10 hari pada awal bulan ini," ucap Iskandar.
Meski begitu, Iskandar berencana mengerahkan sembilan armada untuk mengangkut sampah yang menggunung di TPS Pasar Kemiri Muka.
Armada tersebut akan mulai dioperasikan untuk mengangkut sampah pada pekan ini.
"Segera akan kami upayakan untuk opsi pada minggu ini. Rencananya ada sembilan tronton," kata Iskandar.
Baca juga: Geramnya Pedagang Pasar Kemiri Muka, Gunungan Sampah Hampir Setinggi Atap Kios
Adapun sampah di TPS Pasar Kemiri Muka sudah menggunung dalam dua bulan terakhir.
Berdasarkan pengamatan pada Senin (29/5/2023), ketinggian tumpukan sampah mencapai 5 meter. Tingginya bahkan nyaris sejajar dengan atap kios para pedagang Pasar Kemiri Muka.
Sampah-sampah itu didominasi sampah sayuran, buah-buahan, keranjang, karung, dan sampah rumah tangga.
"Kondisi demikian dengan kondisi sampah menggunung sudah terjadi selama dua bulan," kata Ketua Kerukunan Pedagang Pasar Kemiri Muka Depok (KPPKMD) Karno Sumardo saat ditemui di Pasar Kemiri Muka, Senin.
Karno mengatakan, sampah menggunung itu bukan karena tak diangkut petugas DLHK Kota Depok.
Namun, pengangkutan sampah yang dilakukan petugas DLHK Kota Depok tak sebanding dengan sampah yang masuk ke TPS tersebut.
"Kalau dari pasar dan lingkungan sehari cuma (masuk ke TPS) dua hingga tiga truk. Kalau setiap hari diangkut truk seperti yang sudah-sudah, tidak akan menggunung," kata Karno.
"Sehari memang diambil dua truk, tapi itu tidak tiap hari, dua truk juga tidak utuh, karena mereka ambil sampah di tempat lain dulu," tambah dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.