JAKARTA, KOMPAS.com - Kemelut bagi penghuni Rumah Susun (Rusun) Marunda, Jakarta Utara, belum juga berakhir. Krisis air bersih yang terjadi di sana belum teratasi.
Krisis air bersih yang sudah terjadi selama 40 hari ini terjadi akibat pasokan debit air dari Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PAM) Jaya kurang maksimal.
Akibatnya, ribuan orang penghuni rusun harus berbagi air untuk keperluan mandi, cuci, kakus (MCK) setiap hari. Hanya ada sedikit sisa air di kamar mandi untuk keperluan kakus para penghuni maupun tamu.
Salah satu tempat penampungan air atau ground water tank (GWT) di rusun ini juga kosong. GWT yang memiliki tinggi empat sampai lima meter itu terlihat memiliki debit air kurang dari 150 sentimeter.
Salah satu warga rusun yang sedang memompa air di GWT, Ida (57), menyebut krisis air bersih kali ini adalah yang paling parah dalam beberapa tahun terakhir.
"Lebih parah tahun ini, karena sama sekali enggak mengalir. Nih lihat mesin enggak hidup kan," ujar Ida kepada Kompas.com di lokasi, Selasa (30/5/2023).
Ia mengatakan, air selama 24 jam kemarin tidak menyala di kawasan Tower B rusun. Akibatnya Ida yang tergabung dalam RW 11 harus memompa air dari GWT lain, menuju GWT yang ada di Tower B.
Baca juga: Terus Menerus Krisis Air Bersih, Penghuni Rusun Marunda: Tahun Ini Paling Parah
Penghuni di tower B memutuskan membeli mesin pompa air untuk mentransfer air dari ground water tank (GWT) lainnya ke dekat tower B.
Diketahui, ada tujuh GWT yang beroperasi di Rusunawa. Namun, GWT di Tower B yang paling jarang tersuplai air bersih.
Ketua RW 11 Rusunawa Marunda Ajid mengatakan, ia terpaksa membeli mesin pompa ini untuk kebutuhan air bersih warganya yang terdiri dari 10 RT.
Ia membeli mesin air karena tidak bisa mengandalkan kiriman PDAM. Hal itu membuat kiriman tidak merata ke semua GWT. Bahkan, warganya sering tidak kebagian air bersih.
Baca juga: Warga Rusunawa Marunda Cuma Rasakan Air Bersih 3 Hari Sekali Sebelum Ada Mesin Pompa
"Ya harus disedot. Ini saja kadang keluar kadang mati. Jadi sabar saja makanya, intinya 24 jam mesin ini hidup," ucap dia.
Sebelum ada pompa air, penghuni rusun hanya mendapatkan air bersih dua sampai tiga hari sekali. Setelah membeli mesin pompa air, mereka bisa dapat air bersih sekitar 24 jam. Namun, air hanya mengalir selama dua jam.
Warga rusun menggunakan gas elpiji sebagai bahan bakar pompa air yang mereka beli demi menghemat pengeluaran sehari-hari. Pasalnya, bahan bakar diperlukan untuk mengoperasikan mesin pompa air selama 24 jam.
Baca juga: Krisis Air Bersih di Rusunawa Marunda, Keran Hanya Menetes
"Paling tiga atau empat kali isi ulang, Rp 20.000 lah sekali isi, sekitar Rp 60.000 sampai Rp 80.000," ujar Ajid.
Saat memakai bahan bakar bensin, biayanya Rp 300.000 sehari. Akhirnya ia mempelajari cara mengoperasikan mesin pompa menggunakan bahan bakar gas melalui YouTube.
Menurut Ajid, pompa air itu harus 24 jam standby untuk memompa dan mengalirkan air pada pagi hari.
(Penulis : Rizky Syahrial | Editor : Jessi Carina, Irfan Maullana, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.