BATANG, KOMPAS.com - Satu tahun sudah Urbaningsih (55) menekuni profesinya sebagai petani jamur di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Urba, sapaan akrabnya, banting setir menjadi petani lantaran tak ada satu pun perusahaan atau pabrik yang mau menerimanya sebagai pekerja.
Padahal, asam garam telah dirasakan Urba selama beberapa dekade terakhir.
Baca juga: Kisah Emak-emak Pembudi Daya Jamur di Batang Jateng, Usia Bukan Halangan untuk Berdaya...
"Saya pernah bekerja di berbagai pabrik, toko, dan sejenisnya. Tapi, usia yang tak lagi muda membuat saya tersisih. Kini saya menjadi pemetik jamur tiram di Sentra Jamur Batang," ujar dia kepada Kompas.com, Selasa (30/5/2023).
Sebagai pemetik jamur, Urba mengaku tak memiliki hari libur. Ia masuk kerja dari Senin-Minggu.
Jamur tiram yang tumbuh tanpa mengenal hari membuatnya harus mengecek kumbung atau rumah jamur setiap pagi dan sore hari.
"Kalau pagi, saya mulai bekerja pukul 09.00 WIB. Kalau sore biasanya setelah waktu Ashar, sekitar pukul 15.30 WIB," cerita dia.
Sebagai petani jamur, Urba mengaku pekerjaannya memang tak terlalu berat. Sebab, ia hanya bertugas untuk memetik dan memeriksa kondisi jamur di dalam kumbung.
Baca juga: Curhat Urbaningsih, Petani Jamur yang Tak Bisa Ikut Pelatihan UKM karena Terbentur Usia
Dalam satu kumbung, Sentra Jamur Batang memiliki ribuan baglog atau media tanam jamur.
Oleh karena itu, Urba harus mengeceknya secara saksama perihal kondisi baglog. Bila ditemukan baglog yang berwarna kecokelatan, itu tandanya telah terinfeksi.
"Sambil memetik jamur, saya biasanya juga ngecek kondisi baglog. Kalau warnanya cokelat gelap, bisa dibilang media tanamnya terinfeksi dan jamur tiram enggak bakal tumbuh. Makanya harus segera dipisahkan supaya tak menyebar," ungkap dia.
Dari pekerjaan yang dilakukannya setiap hari, Urba mengaku, hanya mendapat upah sekitar Rp 30.000 per hari.
Namun, upah dari memetik jamur tidak dibayarkan setiap hari. Ia hanya bisa mencairkan upah setiap satu pekan atau satu bulan sekaligus.
Baca juga: Sentra Jamur Batang Hasilkan 18 Ton Jamur Tiram per Tahun, Dijual Mentah dan Bentuk Olahan Pangan
"Kalau gaji tergantung banyak sedikitnya jamur yang dipetik. Kalau lagi banyak, bisa Rp 40.000 per hari, kalau sedikit paling Rp 20.000 per hari. Jadi kalau dirata-rata sekitar Rp 30.000," tutur dia.
"Kalau dibilang kurang, manusia selalu merasa kurang. Makanya saya enggak mau mengeluh. Saya bersyukur masih bisa dapat penghasilan. Lumayan buat jajan anak dan bikin dapur ngebul," tutup Urba.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.