Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Transaksi Narkoba Diam-diam di Balik Pecahnya Tawuran

Kompas.com - 03/06/2023, 06:00 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pecahnya tawuran di sejumlah titik telah diyakini sebagai tameng untuk menutupi transaksi narkoba yang dilakukan secara diam-diam di Ibu Kota.

Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal (Irjen) Karyoto berujar, berdasarkan pengalaman yang ada, kelompok itu akan membuat kekacauan agar transaksi berjalan aman.

"Direktorat Reserse Narkoba harus melihat betul apakah ada peredaran narkoba dan obat-obatan terlarang. Kalau memang ada, kami tuntaskan kalau memang itu menjadi akar masalah," ungkap Karyoto, Kamis (1/6/2023).

Baca juga: Polisi Sebut Transaksi Narkoba Sering Terjadi Saat Tawuran Pecah, Sosiolog: Jaringan Mereka Sudah Rapi dan Solid

Selain itu, Polda Metro Jaya juga akan menggandeng Komando Daerah Militer Jayakarta (Kodam Jaya) untuk membina para pelaku tawuran dengan wawasan kebangsaan.

"Menyatukan mereka, memberikan beberapa wawasan tentang kebangsaan, kehidupan bermasyarakat yang harus mereka pahami," sambung Karyoto.

Sudah mengakar di masyarakat

Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rakhmat Hidayat berujar, ada hubungan yang tak dapat dipisahkan dari fenomena tawuran dengan transaksi narkoba. Di beberapa titik, kata dia, jaringan ini sudah mengakar di tengah masyarakat.

"Jaringan ini kuat dan sudah mengakar di level masyarakat akar rumput dan berkaitan dengan isu ekonomi. Mereka melihat narkoba sebagai satu area untuk memenuhi kebutuhan mereka," ucap dia, kepada Kompas.com, Jumat (2/6/2023).

Baca juga: Polda Metro Bakal Gandeng Kodam Jaya untuk Atasi Tawuran, Sosiolog: Bukti Akar Masalah Tak Tersentuh

Rakhmat mencontohkan, sejumlah kampung narkoba seperti Kampung Bahari di Jakarta Utara, dan Kampung Boncos di Jakarta Barat, sudah menggantungkan hidup dari peredaran narkoba di sana.

Seperti diketahui, penggeledahan yang terjadi di wilayah itu tak jarang berujung bentrok dengan warga setempat. Belum lagi di daerah Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan.

Melihat situasi tersebut, ucap Rakhmat, persoalan narkoba tak lagi bisa selalu dikaitkan dengan mafia atau jaringan yang lebih besar. Menurut dia, narkoba sudah masuk pada level yang paling mikro di masyarakat.

"Dari yang kecil-kecil, misalnya mengedarkan, menjual. Ada di beberapa titik di Jakarta yang jaringannya sangat kuat hingga level mikro tersebut," ucap Rakhmat.

Baca juga: Tawuran Jadi Tameng Amankan Transaksi Narkoba, Polisi Perlu Kerja Sama dengan Warga untuk Mencegahnya

Tak sadar dijadikan tameng

Pakar hukum pidana dari Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar menduga, kebanyakan remaja yang tawuran secara tidak sadar dipengaruhi kepentingan peredaran narkoba.

"Mereka tawuran itu antara sadar ataupun tidak sadar. Kan dimanfaatkan untuk transaksi itu," ujar Fickar, Jumat (2/6/2023).

Selain itu, diduga kuat banyak pelaku tawuran yang turut mengonsumsi narkoba sehingga mereka nekat dan berani membawa senjata.

Menurut Fickar, remaja merupakan target utama para pengedar narkoba. Bandar narkoba, disebut Fickar, dapat memanfaatkan momentum tawuran sebagai sarana transaksi dan peredaran narkoba.

"Bandar memanfaatkan momentum sampai kemudian polisi bisa menyimpulkan di balik tawuran ada banyak transaksi narkoba di situ," ucap Fickar.

(Penulis : Rizky Syahrial, Joy Andre | Editor : Irfan Maullana, Jessi Carina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com