JAKARTA, KOMPAS.com - Manajemen SD Global Islamic School (GIS) mengaku tidak bisa memaksa orangtua murid agar anak-anaknya ikut jemputan sekolah.
"Enggak (wajib). Itu pilihan fasilitas. Kami sediakan dan kami imbau. Tapi lagi-lagi kembali ke pilihan orangtua murid," ujar Head of Public Relation GIS Nurul Hudha saat dijumpai Kompas.com, Selasa (6/6/2023).
Baca juga: Dituding Biang Macet di Condet, Manajemen GIS: Kami Enggak Defensif, Kami Evaluasi...
Ada orangtua murid yang memilih fasilitas antar-jemput yang disediakan sekolah. Namun, ada yang lebih nyaman mengantar anaknya dengan kendaraan pribadi.
"Saya rasa ini cukup adil ya. Secara kewajiban kami sudah menyediakan. Tapi kalau orangtua punya pertimbangan lain, kami hargai itu," lanjut dia.
Meski demikian, pihaknya terus mendorong orangtua murid agar anak-anaknya menggunakan layanan antar-jemput dari sekolah.
Selain bertujuan mendidik anak murid untuk memiliki sikap mandiri, layanan antar-jemput itu juga demi mengurangi kemacetan setiap jam pergi dan pulang sekolah.
"Tapi kami terus mendorong orangtua untuk bilang, 'kami punya nih layanan antar-jemput dan layanan antar-jemput kami fleksibel'," ujar dia.
Baca juga: Tepis Sindiran Satu Anak, Satu Mobil, Manajemen GIS Condet: Banyak yang Diantar Pakai Motor Kok...
Layanan antar-jemput murid di GIS berupa mobil berjenis minibus. Jumlahnya sekitar 14 unit dan rencananya bakal ditambah lagi jumlahnya.
Layanan antar-jemput itu sebenarnya bukan disediakan dari manajemen sekolah, tetapi bekerja sama dengan pihak ketiga.
Namun, tata kelolanya tetap berada di bawah manajemen GIS.
Sebelumnya diberitakan, aktivitas antar jemput anak sekolah menggunakan kendaraan pribadi di SD GIS, Jalan Raya Condet, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur, disebut sebagai biang kemacetan.
Pantauan langsung Kompas.com, padatnya situasi lalu lintas berlangsung saat kendaraan roda empat yang mengantar anak sekolah menumpuk di area pengantaran di dalam sekolah.
Baca juga: Manajemen GIS Sebut Jalan Condet Macet karena Traffic Tinggi, Bukan Semata-mata Salah Sekolah
Hal itu membuat antrean kendaraan sering kali mengular ke gerbang masuk sekolah sampai jalan raya.
Otomatis, kendaraan lain yang hendak melintas, baik ke arah Jalan TB Simatupang atau Cililitan, terpaksa ikut berhenti menunggu antrean mobil yang hendak memutar arah dari gerbang sekolah menuju jalan raya.
Biasanya, jalur ini mengalami kemacetan pukul 07.00-07.30 WIB setiap pagi pada Senin-Jumat.
Tak hanya pagi hari, kemacetan juga terjadi pada siang hari saat jam pulang sekolah, sekitar pukul 13.00 WIB sampai 15.00 WIB.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.