Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Rawa Badak Utara Bayar Rp 20.000 ke Tetangga atau Urunan Bensin demi Air Bersih

Kompas.com - 08/06/2023, 19:14 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang ibu rumah tangga bernama Fitri (41) mengungkapkan upaya warga RW 05 dan RW 02, Kelurahan Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta Utara, mendapatkan air bersih.

Menurut dia, salah satu upaya yang biasa mereka lakukan yakni dengan meminta air PAM Jaya di Kelurahan Lagoa dengan mengulurkan selang panjang.

Upaya ini cukup efektif karena jarak Kelurahan Lagoa dari Rawa Badak Utara tidak begitu jauh dan hanya terpisahkan oleh kali.

Baca juga: Krisis Air Bersih di Rawa Badak Utara, Warga Sampai Beli Air ke Kelurahan Lain

Hanya saja, upaya ini bukan cuma-cuma. Setiap keluarga Rawa Badak Utara yang membutuhkan harus merogoh kocek Rp 20.000 per jam demi mendapatkan kucuran air bersih.

"Kadang kita juga suka minta air ke warga yang mau kasih kita air. Per jam itu Rp 20.000. Itu tetangga. Kan kita kan di sini ada dua Kelurahan, Rawa Badak Utara sama Lagoa," ucap Fitri saat ditemui di Jalan F, Gang L, RT 010/RW 02, Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta Utara, Kamis (8/6/2023).

"Jaraknya enggak jauh, dekat. Jadi, kalau misalnya kita enggak dapat air (dari PAM Jaya), kita nyelang (memakai selang)," imbuh Fitri.

Baca juga: Wapres Maruf Amin Minta BUMN dan Swasta Ikut Danai Penyediaan Air Bersih

Cara lainnya, yakni warga menyalakan pompa alkon yang disediakan PAM Jaya beberapa waktu lalu.

Meski sudah disediakan, kata Fitri, warga setempat masih mengalami kendala karena harus patungan untuk membeli bahan bakar mesin alkon.

"(Untuk bahan bakar mesin alkon) sumbangan, saweran sukarela. Baru air menyala. Kira-kira butuh enam liter bensin untuk satu hari," ucap Fitri.

Namun demikian, mesin alkon tersebut tidak setiap waktu menyala.

Baca juga: Pengelola: Rusunawa Marunda Alami Krisis Air Bersih sejak 3 Tahun Lalu

"Ibaratnya kan kita enggak harus setiap hari tunggu mesin, enggak setiap hari warga ada waktu untuk menghidupkan mesin. Karena kan punya pekerjaan masing-masing," kata Fitri.

Diberitakan sebelumnya, warga RW 05 dan RW 02, Rawa Badak Utara mengeluhkan kondisi air bersih PAM Jaya. Pasalnya, hampir dua tahun terakhir mereka mengalami krisis air bersih.

Menurut mereka, air PAM Jaya terkadang mengalir. Hanya saja, air tersebut tidak layak dikonsumsi karena kondisinya yang kotor, bau, asin, atau bahkan berminyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com