JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang ibu rumah tangga bernama Fitri (41) mengungkapkan upaya warga RW 05 dan RW 02, Kelurahan Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta Utara, mendapatkan air bersih.
Menurut dia, salah satu upaya yang biasa mereka lakukan yakni dengan meminta air PAM Jaya di Kelurahan Lagoa dengan mengulurkan selang panjang.
Upaya ini cukup efektif karena jarak Kelurahan Lagoa dari Rawa Badak Utara tidak begitu jauh dan hanya terpisahkan oleh kali.
Baca juga: Krisis Air Bersih di Rawa Badak Utara, Warga Sampai Beli Air ke Kelurahan Lain
Hanya saja, upaya ini bukan cuma-cuma. Setiap keluarga Rawa Badak Utara yang membutuhkan harus merogoh kocek Rp 20.000 per jam demi mendapatkan kucuran air bersih.
"Kadang kita juga suka minta air ke warga yang mau kasih kita air. Per jam itu Rp 20.000. Itu tetangga. Kan kita kan di sini ada dua Kelurahan, Rawa Badak Utara sama Lagoa," ucap Fitri saat ditemui di Jalan F, Gang L, RT 010/RW 02, Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta Utara, Kamis (8/6/2023).
"Jaraknya enggak jauh, dekat. Jadi, kalau misalnya kita enggak dapat air (dari PAM Jaya), kita nyelang (memakai selang)," imbuh Fitri.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Minta BUMN dan Swasta Ikut Danai Penyediaan Air Bersih
Cara lainnya, yakni warga menyalakan pompa alkon yang disediakan PAM Jaya beberapa waktu lalu.
Meski sudah disediakan, kata Fitri, warga setempat masih mengalami kendala karena harus patungan untuk membeli bahan bakar mesin alkon.
"(Untuk bahan bakar mesin alkon) sumbangan, saweran sukarela. Baru air menyala. Kira-kira butuh enam liter bensin untuk satu hari," ucap Fitri.
Namun demikian, mesin alkon tersebut tidak setiap waktu menyala.
Baca juga: Pengelola: Rusunawa Marunda Alami Krisis Air Bersih sejak 3 Tahun Lalu
"Ibaratnya kan kita enggak harus setiap hari tunggu mesin, enggak setiap hari warga ada waktu untuk menghidupkan mesin. Karena kan punya pekerjaan masing-masing," kata Fitri.
Diberitakan sebelumnya, warga RW 05 dan RW 02, Rawa Badak Utara mengeluhkan kondisi air bersih PAM Jaya. Pasalnya, hampir dua tahun terakhir mereka mengalami krisis air bersih.
Menurut mereka, air PAM Jaya terkadang mengalir. Hanya saja, air tersebut tidak layak dikonsumsi karena kondisinya yang kotor, bau, asin, atau bahkan berminyak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.