JAKARTA, KOMPAS.com - Sudi (54) tidak ingin aksi tawuran di Jalan Bekasi Timur IV, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, terulang lagi.
Sebab, kawasan yang dikenal sebagai Gang Mayong itu merupakan tempatnya mengadu nasib dengan berjualan mi ayam.
"Ya kalau bisa jangan terulang lagi. Enggak cuma warga yang waswas, pedagang juga ngerasa resah," kata dia di lokasi, Kamis (8/6/2023).
Baca juga: Cerita Pedagang di Gang Mayong yang Rawan Tawuran, Selalu Siaga agar Tak Jadi Korban Salah Sasaran
Sebagai informasi, sebagian besar orang lebih mengenal Jalan Bekasi Timur IV sebagai Gang Mayong. Mayong sebenarnya adalah nama salah satu gang di RW 07, dekat Jalan Bekasi Timur IV.
Namun, tawuran antara warga Gang Mayong RW 07 dan warga RW 08 sering terjadi di jalan itu. Karena itu, kawasan tersebut sering dilabeli Gang Mayong.
Tawuran besar terbaru terjadi pada 20-21 Mei lalu. Tawuran pertama terjadi pada Sabtu sekitar pukul 15.45 WIB. Pemuda RW 07 disebut menyerang pemuda RW 08.
Dua orang mengalami luka serius akibat disabet senjata tajam sehingga harus dirawat intensif di Rumah Sakit Persahabatan.
Baca juga: Tetap Jualan di Gang Mayong meski Rawan Tawuran, Pedagang: Lokasinya Strategis
Kemudian, tawuran berlanjut pada Minggu pukul 16.00 WIB. Aksi tersebut menyebabkan terbakarnya kendaraan roda dua dan sangkar burung.
Sudi menuturkan, aksi tawuran yang kerap terjadi di sana membuatnya tidak tenang berdagang.
"Kalau dari saya sendiri sebagai pedagang, keresahan yang saya rasakan itu takut kena salah sasaran. Sayanya dan gerobak dagang saya," tutur dia.
Sudi sudah berdagang di sana sejak 2016. Ia memang tak pernah menjadi korban tawuran karena dagangannya selalu habis paling lambat pukul 18.00 WIB.
Baca juga: Mendambakan Gang Mayong yang Aman dan Damai Tanpa Tawuran...
Namun, bukan berarti Sudi tidak merasa resah. Dia khawatir jika tawuran terjadi saat ia masih berjualan.
Sudi juga tidak ingin tawuran terus terjadi agar rekan sesama pedagang tidak mengalami kerugian.
"Kasihan juga sama pedagang lain yang pernah jadi korban dulu. Kaca toko, etalase, gerobak, pada pecah-pecah," kata Sudi.
"Kami juga takut kena lempar batu atau benda-benda apalah," sambung dia.
Sudi juga tidak ingin menjadi korban salah sasaran dan mengalami luka-luka.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.