Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/06/2023, 19:03 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Nyawa seorang pengamen berinisial D (23) hilang di tangan seorang anggota TNI AD Prajurit Satu (Pratu) J (23), hanya karena pelaku tak terima saat korban menagih uang sewa sound system.

D tewas ditusuk Pratu J di trotoar Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, pada Kamis (8/6/2023) dini hari.

Kepala Polres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan, insiden berawal saat Pratu J datang ke Kota Tua Jakarta bersama teman-temannya untuk minum-minum di malam sebelum penusukan.

Baca juga: Pemicu Penusukan Sekuriti di Kelapa Gading, Pelaku Tidak Beri Uang THR dari Atasan kepada Korban

“Pelaku dan teman-temannya sedang nongkrong. Korban biasa bawa-bawa musik (sound system), jalan-jalan gitu,” ujar Komarudin saat dihubungi Kompas.com, Kamis sore.

Tagih uang sewa

Berdasarkan keterangan empat saksi yang merupakan teman korban, sound system yang dibawa D disewa oleh Pratu J dan kawan-kawannya.

“Sekitar jam 05.00, mereka diingatkan ini sudah azan subuh, jadi silakan selesai. Kemudian, ditagih uang sewa oleh korban,” tutur Komarudin.

Baca juga: Pelaku Penusukan Lansia di Depok Tinggal di Sebelah Rumah Korban

Namun, bukannya membayar, Pratu J berkilah dengan mengatakan hendak mengambil uang terlebih dahulu di ATM.

“Kemudian, mereka (pelaku dan teman-teman) sama-sama naik motor ke ATM, diikuti oleh korban sampai Kramat Raya di TKP (tempat kejadian perkara),” lanjut dia.

Pelaku tengah mabuk

Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar mengungkapkan, Pratu J menusuk korban dalam kondisi mabuk.

Baca juga: Motif Penusukan 4 Pria di Penjaringan hingga 1 Orang Tewas: Pelaku Tersinggung dengan Perkataan Korban

“Sementara bisa diduga ada kesalahpahaman karena memang kondisi (Pratu J) sedang di bawah pengaruh alkohol atau mabuk,” tutur Irsyad saat konferensi pers di Mapolsek Senen, Jakarta Pusat, Kamis malam.

Saat korban mengadang pelaku di TKP, korban turun dari motornya dan memukul pelaku. Pelaku yang mabuk kemudian berkelahi dengan korban, diduga karena ada kesalahpahaman.

“Perkelahiannya satu lawan satu, saling pukul-pukulan dulu, dan akhirnya terjadi penusukan. Begitu ditusuk, korban jatuh, kemudian teman-teman yang lain kabur,” lanjut Irsyad.

Baca juga: Buru Pelaku Penusukan Pedagang Sekoteng di Ciputat, Polisi Periksa 2 Saksi

Seusai menusuk korban, pelaku pergi ke Kompleks Berlan, Matraman, Jakarta Timur. Pratu J tidak melawan saat ditangkap oleh tim gabungan Denpom dan Polres Metro Jakarta Pusat sekitar pukul 11.00 WIB, Kamis.

“Dia mengaku dan sadar (sudah) melakukan tindak pidana,” imbuh Irsyad.

Hilangkan barang bukti

Saat ini, pihak berwenang masih mencari barang bukti senjata tajam (sajam) yang digunakan pelaku untuk menusuk D. Menurut pengakuan Pratu J, sajam yang digunakan dibuang di jalan.

Baca juga: Anggota TNI yang Tusuk Pengamen Diperiksa Intensif di Markas Pomdam Jaya

“Kalau luka di korban itu di dada sebelah kanan. Apa yang menyebabkan itu, jenis senjata apa yang menusuk, itu nanti hasil otopsi,” timpal Komarudin.

Sebagai informasi, Pratu J adalah seorang anggota TNI AD yang berdinas di Kodam XVI Pattimura, Kepulauan Maluku.

Dia sedang ditugaskan oleh komandan satuannya untuk menjalankan tugas di Jakarta.
Sementara itu, saat ini pihak kepolisian masih berusaha menghubungi keluarga korban yang berada di Kalimantan Barat.

(Penulis: Xena Olivia | Editor: Nursita Sari)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Tak Ada Dendam Pribadi antara Pelaku dan Wanita yang Ditusuk di Dekat Central Park

Tak Ada Dendam Pribadi antara Pelaku dan Wanita yang Ditusuk di Dekat Central Park

Megapolitan
Kelakar Kaesang soal 'Jersey' Bola Saat Blusukan di Muara Baru...

Kelakar Kaesang soal "Jersey" Bola Saat Blusukan di Muara Baru...

Megapolitan
2 Pelaku Curanmor di Kembangan merupakan Sindikat Asal Lampung

2 Pelaku Curanmor di Kembangan merupakan Sindikat Asal Lampung

Megapolitan
Selundupkan 1,5 Kg Sabu di Sepatu, 2 Pria Ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta

Selundupkan 1,5 Kg Sabu di Sepatu, 2 Pria Ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta

Megapolitan
Janji Bayar Hak Ahli Waris 3 SDN Bantargebang, Pj Wali Kota Bekasi: Mohon Sabar...

Janji Bayar Hak Ahli Waris 3 SDN Bantargebang, Pj Wali Kota Bekasi: Mohon Sabar...

Megapolitan
Ulah Bengis Pasutri di Bekasi, Jual Remaja Lewat MiChat dan Paksa Layani 7 Pria Hidung Belang dalam Sehari

Ulah Bengis Pasutri di Bekasi, Jual Remaja Lewat MiChat dan Paksa Layani 7 Pria Hidung Belang dalam Sehari

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Hal Tak Terduga dari Kasus Oknum Paspampres Bunuh Warga Aceh | Sederet Fakta Anak Perwira TNI AU Tewas di Lanud Halim

[POPULER JABODETABEK] Hal Tak Terduga dari Kasus Oknum Paspampres Bunuh Warga Aceh | Sederet Fakta Anak Perwira TNI AU Tewas di Lanud Halim

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK16 PGC-Condet

Rute Mikrotrans JAK16 PGC-Condet

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK14 Tanah Abang-Meruya

Rute Mikrotrans JAK14 Tanah Abang-Meruya

Megapolitan
Aksi Nekat Pengendara Motor di Depok, Mengemudi Sambil Rebahan Berujung Denda Rp 750 Ribu

Aksi Nekat Pengendara Motor di Depok, Mengemudi Sambil Rebahan Berujung Denda Rp 750 Ribu

Megapolitan
Remaja di Bekasi Dijual Pasutri, Dipaksa Layani 7 Pria Hidung Belang Sehari

Remaja di Bekasi Dijual Pasutri, Dipaksa Layani 7 Pria Hidung Belang Sehari

Megapolitan
Rumah Belajarnya Dikunjungi Kaesang Pangarep, Nenek Dela: Ratapan Kami Tidak Diakui Pemerintah

Rumah Belajarnya Dikunjungi Kaesang Pangarep, Nenek Dela: Ratapan Kami Tidak Diakui Pemerintah

Megapolitan
Remaja di Bekasi Dijual Pasutri lewat MiChat, Awalnya Dijanjikan Jadi Pemandu Karaoke

Remaja di Bekasi Dijual Pasutri lewat MiChat, Awalnya Dijanjikan Jadi Pemandu Karaoke

Megapolitan
Kronologi Tewasnya Siswi SD di Jaksel Terungkap lewat CCTV: Korban Lompat dari Ketinggian

Kronologi Tewasnya Siswi SD di Jaksel Terungkap lewat CCTV: Korban Lompat dari Ketinggian

Megapolitan
18 CCTV Diangkut untuk Ungkap Kematian Anak Pamen TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma

18 CCTV Diangkut untuk Ungkap Kematian Anak Pamen TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com