BEKASI, KOMPAS.com - Shane Lukas (19), terdakwa kasus penganiayaan remaja berinisial D (17), telah pisah sel tahanan dengan terdakwa lain, Mario Dandy (20).
Kepala Bagian Humas dan Protokoler Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, Rika Apriani menyampaikan, Shane telah dipindahkan ke Mapenaling (masa pengenalan lingkungan) di sel tahanan berbeda dari Mario Dandy di Lapas Salemba.
"Berdasarkan keterangan Kalapas per Jumat kemarin, Shane sudah dipisah dari Mario, dipindahkan ke kamar mapenaling yang lain," ujar Rika Apriani saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (10/6/2023).
Rika menuturkan, Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengabulkan permohonan Shane agar ditempatkan di sel yang berbeda.
"Kalapas melaksanakan ketetapan Hakim untuk memisahkan penempatan Shane dan Mario melalui Jaksa," kata Rika.
Baca juga: Mario Dandy Ternyata Punya Pengaruh di Sel Tahanannya, Alasan Shane Lukas Minta Pindah
Masing-masing sel tahanan Shane dan Mario, kata Rika, diisi sebanyak 10 tahanan.
Rika menjelaskan, Shane dan Mario diperlakukan sama seperti tahanan lainnya.
"Tidak ada yang diistimewakan, sesuai peraturan saja," kata Rika.
Adapun pemindahan sel diupayakan oleh kuasa hukum Shane, Happy SP Sihombing, demi kebaikan kliennya selama menjalani sidang di PN Jakarta Selatan.
Baca juga: Profil Alimin Ribut Sujono, Hakim yang Pimpin Sidang Mario Dandy Satrio
Happy tidak ingin kliennya terpengaruh sosok Mario yang akhirnya bisa berakibat fatal.
Terlebih Mario disebut bisa memberikan pengaruh kepada narapidana lain.
"Klien kami itu belum bisa memfilter pergaulan. Sedangkan di dalam sel tahanan ada 10 orang dan si Mario juga punya pengaruh," ungkap dia.
Diberitakan sebelumnya, Happy meminta secara terang-terangan kepada Majelis Hakim di PN Jakarta Selatan supaya kliennya tidak satu sel dengan Mario. Saat itu, ia beralasan supaya Shane tidak mendapat intimidasi di dalam sel.
"Kalau dia tetap digabung, patut diduga ada hal yang tidak diinginkan. Karena si Shane ini orang baik, dia cepat berkawan, dan dia juga cepat menerima hal-hal yang dikemukakan dan dia telan, justru itu yang nanti memberatkan dia," imbuh Happy.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.