BEKASI, KOMPAS.com - Komplotan maling menggasak satu unit mobil pikap atau bak terbuka di Jalan Raya Legok, Jatimekar, Kota Bekasi, Kamis (20/7/2023).
Aksi pencurian komplotan maling tersebut tergolong sangat niat karena dilakukan dengan susah payah.
Edo Mustopa (28), pemilik mobil pikap yang dicuri mengatakan, mobil yang biasa digunakan untuk mengangkut furnitur itu digasak pada Kamis dini hari.
Baca juga: Angkat Pagar Rumah, Maling di Bekasi Gasak Mobil Bak Pikap
Saat kejadian, ia sedang terlelap setelah seharian bekerja.
"Jam 21.00 WIB itu sudah tidur. Kebetulan pas bangun shalat subuh, lihat mobil sudah enggak ada, ucap Edo kepada wartawan, Minggu (23/7/2023).
Setelah tahu mobil pikapnya hilang, Edo langsung memeriksa CCTV yang ada di depan rumahnya.
Dalam rekaman CCTV, komplotan maling yang mengambil mobilnya ada empat orang, dua menunggu di jalan, sedangkan dua lainnya melakukan aksi pencurian.
"Jadi CCTV bukan yang di rumah saya. Di depan (rumah) juga ada CCTV, sorot ke jalan. Nah, itu posisi mobil yang tunggu di pinggir jalan, ada juga," ucap Edo.
Edo mengungkapkan, komplotan maling itu merusak gembok dan mencabut pagar garasi terlebih dahulu sebelum menggasak mobil miliknya.
Baca juga: Pencuri Mobil Pikap di Bekasi Diduga Pakai Pelat Nomor Palsu
Dua orang yang bertugas menggasak mobil pikapnya, kata Edo, bekerja sama untuk mencabut pagar garasi.
Kemudian, satu orang masuk ke dalam mobil korban, sementara yang lainnya menjaga agar situasi kondusif.
"Pagarnya dicabut, disandar ke tembok. Nah, mobil didorong mundur, langsung pergi," jelas dia.
Edo menyebut, nomor polisi dari kendaraan yang digunakan oleh komplotan maling mobil pikap miliknya diduga palsu.
Hal itu dikatakan Edo usai ia melapor kejadian yang menimpanya ke polisi. Saat itu petugas menyatakan, nomor polisi dari kendaraan yang digunakan pelaku tak bisa dilacak.
Baca juga: Pikap Pengangkut Genset Terbakar di Kolong Flyover Tanjung Barat, Arus Lalu Lintas Macet
"Mobil sedan (mobil yang digunakan komplotan pelaku). Enggak kelihatan mereknya, pelat nomor juga dicek polisi, enggak kelihatan (tidak terlacak). Mungkin pelatnya palsu," ucap Edo.
Lebih lanjut, Edo tidak menaruh rasa curiga terhadap lingkungan sekitar. Sebab, ia tak mengenali satu pun wajah dari para pelaku.
"Enggak ada (kecurigaan orang dekat). Dilihat dari foto juga kayanya bukan orang sini (orang sekitar)," tutur dia.
(Penulis: Joy Andre | Ihsanuddin).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.