Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/09/2023, 06:39 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perumahan dan Permukiman Rakyat (PRKP) DKI Jakarta merelokasi warga Rusunawa Marunda Cluster C yang tercatat dalam 451 kartu keluarga (KK) ke Rusunawa Nagrak.

Relokasi tersebut menyusul ambruknya atap beton Rusunawa Marunda Blok C5 pada Rabu (30/8/2023).

Terlebih, berdasarkan hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada 2022, struktur bangunan Rusunawa Marunda Cluster C sudah tidak layak huni dan membahayakan warga.

Meski belum sepenuhnya rampung mengingat masih ada warga yang mengurus administrasi, relokasi ini menimbulkan permasalahan baru.

Baca juga: Sulit Akses Transportasi Umum dan Bus Sekolah, Alasan Warga Marunda Belum Mau Direlokasi ke Rusunawa Nagrak

Minim angkutan umum

Jarangnya layanan JakLingko tujuan Marunda membuat warga yang sudah pindah ke Rusunawa Nagrak resah.

Pasalnya,warga harus menunggu selama dua jam demi menumpang angkot gratis tersebut.

“Yang bermasalah sekarang ini adalah angkot. Kemarin, warga itu menunggu angkot hampir dua jam, baru dapat angkot,” ungkap Ketua RT 005/RW 12 Kelurahan Marunda, Saharudin Samad kepada Kompas.com, Selasa (12/9/2023).

Rute bus sekolah

Permasalahan lain adalah tidak adanya rute bus sekolah dari Nagrak menuju Marunda. Hal ini mengakibatkan banyak anak yang terlambat sekolah.

“Jadi benar, ada warga saya atau warga Rusunawa Marunda Cluster C yang sudah tinggal di Rusunawa Nagrak, tapi anaknya terlambat sekolah lantaran bus sekolah yang ada ini tidak sampai ke sekolah,” ungkap Saharudin.

Ia meminta Pemprov DKI Jakarta memberikan atensi atas permasalahan ini mengingat banyak anak yang bersekolah di SMPN 290 Jakarta, SDN 02 Marunda, dan SDN Marunda 05.

Semua sekolah tersebut berada di wilayah Rusunawa Marunda.

Baca juga: Rute Bus Tak Sampai dan Angkot Jarang di Rusun Nagrak, Anak-anak Terlambat Sekolah

Keluarkan uang lebih banyak

Dengan adanya dua permasalahan tersebut, warga terpaksa merogoh kocek lebih dalam.

Sebab, tidak sedikit warga akhirnya menggunakan ojek online atau ojol demi sampai ke tujuan.

“Ya dengan terpaksa, mereka naik ojek online. Kemarin saya saja terpaksa naik Grab,” pungkas Saharudin.

Mengenai masalah ini, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, akan mencari solusi soal keluhan warga Rusunawa Marunda yang sulit mengakses transportasi umum setelah direlokasi ke Rusun Nagrak.

"Nanti dibantu Dinas Perhubungan DKI, saya minta Dinas Perhubungan," ujar Heru di Pendopo Balai Kota DKI, Selasa.

Namun eks Wali Kota Jakarta Utara itu tak menjelaskan secara terperinci bentuk bantuan Dishub DKI Jakarta untuk warga Rusunawa Marunda itu.

Baca juga: Direlokasi ke Rusunawa Nagrak, Warga Minta Pemprov Tambah Bus Sekolah dan Angkot ke Marunda

Heru tak menampik bahwa sudah ada beberapa catatan yang harus ditangani Pemprov DKI terkait masalah warga Rusunawa Marunda.

"Ada beberapa poin, termasuk (soal sulitnya transportasi) itu," ucap Heru.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Pemilik Kontrakan TKP Wanita Terlakban di Cikarang Timur: Mereka 'Ngaku' Suami Istri

Pemilik Kontrakan TKP Wanita Terlakban di Cikarang Timur: Mereka 'Ngaku' Suami Istri

Megapolitan
Gantikan Gembong Warsono, Pantas Nainggolan Ditunjuk Jadi Sekretaris DPD PDI-P DKI Jakarta

Gantikan Gembong Warsono, Pantas Nainggolan Ditunjuk Jadi Sekretaris DPD PDI-P DKI Jakarta

Megapolitan
Pintu Masuk GBK Ditutup karena Ada Perayaan Natal, Polisi Imbau Warga Hindari Kawasan GBK

Pintu Masuk GBK Ditutup karena Ada Perayaan Natal, Polisi Imbau Warga Hindari Kawasan GBK

Megapolitan
LRT Perketat Penjagaan di Dalam Kereta Imbas Aksi Vandalisme

LRT Perketat Penjagaan di Dalam Kereta Imbas Aksi Vandalisme

Megapolitan
Pengakuan Ayah yang Bunuh 4 Anak di Jagakarsa: Membunuh secara Bergilir Sambil Direkam

Pengakuan Ayah yang Bunuh 4 Anak di Jagakarsa: Membunuh secara Bergilir Sambil Direkam

Megapolitan
Jenazah Wanita di Cikarang Timur Diduga Telah Meninggal Dunia 4 Hari

Jenazah Wanita di Cikarang Timur Diduga Telah Meninggal Dunia 4 Hari

Megapolitan
Geger Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang Timur: Tubuh Ditutupi Selimut, Tangan, Kaki, dan Mulut Dilakban

Geger Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang Timur: Tubuh Ditutupi Selimut, Tangan, Kaki, dan Mulut Dilakban

Megapolitan
Jasad Perempuan Terikat Lakban di Cikarang Diduga Tewas Diracun Pacarnya

Jasad Perempuan Terikat Lakban di Cikarang Diduga Tewas Diracun Pacarnya

Megapolitan
Motif Ayah Bunuh 4 Anaknya di Jagakarsa Belum Terungkap, Ini Langkah Polisi

Motif Ayah Bunuh 4 Anaknya di Jagakarsa Belum Terungkap, Ini Langkah Polisi

Megapolitan
RS Polri Tak Temukan Tanda Kekerasan pada Mayat Perempuan Terlakban di Cikarang Timur

RS Polri Tak Temukan Tanda Kekerasan pada Mayat Perempuan Terlakban di Cikarang Timur

Megapolitan
LRT Jabodebek Perbaiki Kursi Penumpang yang Bolong akibat Vandalisme

LRT Jabodebek Perbaiki Kursi Penumpang yang Bolong akibat Vandalisme

Megapolitan
Polisi: Panca Sengaja Menata Mainan Kesukaan 4 Anaknya Usai Membunuh

Polisi: Panca Sengaja Menata Mainan Kesukaan 4 Anaknya Usai Membunuh

Megapolitan
Polisi Gandeng Ahli Psikologi untuk Dalami Motif Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa

Polisi Gandeng Ahli Psikologi untuk Dalami Motif Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa

Megapolitan
Polisi: Jenazah Perempuan di Cikarang Ditutupi Selimut, Bukan di Dalam Kardus

Polisi: Jenazah Perempuan di Cikarang Ditutupi Selimut, Bukan di Dalam Kardus

Megapolitan
Foto Viral Kursi Penumpang LRT Jabodebek Bolong, Diduga Vandalisme

Foto Viral Kursi Penumpang LRT Jabodebek Bolong, Diduga Vandalisme

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com