JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Bayam, Jakarta Utara, ingin berdiskusi dengan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk membahas masalah penghunian Kampung Susun Bayam.
Sebab, selama ini belum ada komunikasi dua arah antara warga dengan Heru Budi.
Dengan adanya diskusi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta diharapkan bisa mengetahui keinginan warga Kampung Bayam.
"Belum, tidak ada (ruang diskusi)," kata Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Minawati, pendamping warga, kepada Kompas.com, Rabu (20/9/2023).
"Adanya cuma satu arah. Mereka saja punya pendapat, punya pikiran, ya mereka doang, enggak tanya ke kami, ini maunya apa, ini maunya bagaimana. Itu enggak ada," imbuh dia.
Baca juga: Tenda Warga Kampung Bayam Dibongkar demi Piala Dunia U-17, JRMK: Tidak Manusiawi!
Minawati menuturkan, warga Kampung Bayam menginginkan diskusi seperti yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta dengan warga Kampung Susun Akuarium dan Kampung Susun Kunir.
"Teman-teman itu mau kok diajak diskusi, tapi karena tidak ada diskusi saja. Mereka sudah punya yang baku, 'Ini sekian, sekian', mereka tidak dikasih diskusi dengan baik. Kasihlah mereka kesempatan untuk berdiskusi," tutur Minawati.
Baca juga: Warga Tetap Dirikan Tenda Dekat JIS sampai Bisa Tinggal di Kampung Susun Bayam
Minawati menyebutkan, warga Kampung Bayam rela tinggal di tenda di depan JIS dan ngotot meminta diskusi karena mereka sudah dijanjikan sebelumnya oleh Pemprov DKI untuk menempati KSB.
"Kalau memang awalnya (KSB) buat apartemen, tidak buat warga Kampung Bayam, ya enggak usah pakai verifikasi, enggak usah pakai SK Gubernur, enggak usah dikocok (hunian). Mereka juga enggak akan menuntut itu. Kami akan pindah masing-masing," ujar Minawati.
"Tapi kan karena memang dari awalnya sudah dijanjikan, memang itu khusus mereka. Jadi mereka sampai titik darah penghabisan, mereka pengin haknya mereka dapat," tambah dia.
Baca juga: Rencana Warga Kampung Bayam Usai Kembali Digusur: Geser ke Depan KSB atau Bongkar Pasang Tenda
Sebagai informasi, warga Kampung Bayam tergusur dari kediaman mereka imbas pembebasan lahan proyek Jakarta International Stadium (JIS).
Warga sudah tinggal di tenda sejak November 2022. Mereka mengaku tidak sanggup membayar kontrakan dan menolak untuk pindah ke Rusunawa Nagrak.
Warga Kampung Bayam sejatinya merupakan penghuni Kampung Susun Bayam (KSB). Namun, KSB masih belum bisa dihuni hingga saat ini karena persoalan lahan.
Pemilik lahan dan pemilik bangunan itu diketahui berbeda.
Kampung Susun Bayam dibangun oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro) di atas lahan milik Pemprov DKI sehingga Jakpro tidak bisa asal menempatkan warga di sana.
Baca juga: Warga Kampung Bayam Pilih Bertahan di Tenda, Lurah: Harusnya Dukung Program Pemerintah
Terbaru, Lurah Papanggo Tomi Haryono justru meminta warga Kampung Bayam untuk membongkar tenda secara mandiri karena akan dibangun trotoar di sana.
Tomi tidak menampik bahwa pembangunan trotoar berkaitan dengan perhelatan Piala Dunia U-17 pada November 2023, mengingat JIS merupakan salah satu lokasi pertandingan.
Dalam surat imbauan kepada warga Kampung Bayam, Tomi memperingatkan, jika mereka tidak mengindahkan imbauan pembongkaran mandiri, maka akan dilakukan penertiban terpadu oleh aparat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.