JAKARTA, KOMPAS.com - Terik matahari mengawali perjalanan Kompas.com mencari jejak keberadaan Salak Condet, si Maskot DKI yang kian terlupakan, Rabu (20/9/2023) siang.
Menemukan buah langka ini rupanya susah-susah gampang.
Kompas.com memulai perjalanan dari Tugu Salak Condet di persimpangan Pusat Grosir Cililitan Jalan Dewi Sartika, dengan harapan bisa segera bertemu kebun salak legendaris itu.
Setelah bertanya dan tidak mendapat jawaban pasti, saya tetap melanjutkan pencarian dengan bertanya lagi pada salah satu ketua RW, tepatnya RW 03 bernama Aan Noermansyah di Kelurahan Balekambang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.
Akhirnya didapatlah alamat untuk dituju.
Bermodalkan peta digital dan ojek daring, saya pun tiba di lahan salak maskot DKI ini.
"Agrowisata Cagar Buah Condet", demikian tertulis pada plang di depan pintu masuk.
Baca juga: Maskot Kota Jakarta, Elang Bondol dan Salak Condet
Untuk mencapai tempat di mana pohon-pohon salak berada, saya harus menuruni beberapa anak tangga dulu.
Lalu, tampaklah bentangan kebun Salak Condet seluas nyaris 3,5 hektar itu di depan mata saya.
Kebun ini terawat, bersih dan tidak semrawut.
Area kebun juga terbilang teduh, sebab daun-daun salak yang rimbun berhasil menghalau sinar matahari yang begitu terik siang itu.
Adapun untuk buahnya, terbilang masih berukuran kecil-kecil. Belum masa panen, kata penjaga kebun yang tak mau disebut namanya.
"Kalau panen itu ya dua kali setahun paling, cuma sekarang kan musim kemarau jadi memang buahnya kecil-kecil," kata pria asal Sawangan itu kepada Kompas.com di lokasi.
Baca juga: Salak Condet, Maskot Jakarta yang Kini Langka...
Saya juga sempat mencoba beberapa buah Salak Condet ini.
Teksturnya lebih berair. Rasanya sepat dengan manis yang mendominasi. Semakin matang, semakin melekat pula daging buah pada bijinya.
Untuk aromanya, bau Salak Condet sama saja dengan aroma salak pondoh. Sekilo Salak Condet bisa dibeli langsung dari kebun ini seharga Rp 15.000.
Sebagai informasi, kebun salak Condet dikelola oleh Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (DKPKP) Pemerintah Provinsi Jakarta di bawah naungan Pusat Pengembangan Benih dan Proteksi Tanaman DKI Jakarta.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.