JAKARTA, KOMPAS.com - PAM Jaya menyebut kemarau panjang menjadi faktor utama terganggunya suplai air bersih dari Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Hutan Kota, Jakarta Barat.
Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin menjelaskan, kemarau panjang yang terjadi saat ini menurunkan kualitas air baku untuk diolah di IPA Hutan Kota.
"Salah satu penyebab utama kejadian tersebut merupakan dampak dari kemarau panjang yang melanda Jakarta," ujar Arief, Kamis (21/9/2023).
Baca juga: Suplai Air Bersih Masih Terganggu, PAM Jaya: 18 Kelurahan Terdampak Krisis
Kondisi ini mengakibatkan air hasil olahan yang hendak didistribusikan kepada warga tidak memenuhi standar Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010.
Suplai air bersih untuk wilayah yang mengandalkan layanan IPA Hutan Kota pun akhirnya terganggu.
Berdasarkan data PAM Jaya, terdapat 18 kelurahan di Jakarta mengalami krisis air bersih.
"Wilayah yang terdampak suplai air berkurang dan terhenti, yaitu di Kelurahan Penjaringan, Pejagalan, Pluit, Kapuk, Kalideres, Rawa Buaya, Pegadungan, Cengkareng Barat, Cengkareng Timur, Pegadungan, Semanan, Duri Kosambi, Wijaya Kusuma, Jelambar Baru, Kapuk Muara, Tegal Alur, Kamal, Kamal Muara, dan sekitarnya," ungkap Arief.
Baca juga: Krisis Air Bersih di Jakarta: Bagaimana Solusinya?
Diberitakan sebelumnya, krisis air bersih terjadi di 11 wilayah RT Kelurahan Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat.
Kondisi ini disebabkan oleh gangguan dissolved solid (TDS) di Hutan Kota Kalijodo yang membuat suplai air ke permukiman warga disetop sementara waktu.
Faktor lainnya adalah kualitas air tanah yang kurang baik di kawasan tersebut, ditambah dengan pengaruh musim kemarau.
Ketua RW 011 Pegadungan Muhammad Arif Rahman berkata, ada 11 RT yang terdampak krisis air bersih.
Dari jumlah itu, empat RT di antaranya, yakni RT 005, RT 006, RT 007, dan RT 010 mengalami krisis air bersih terparah.
Baca juga: Wali Kota Pastikan Warga Terus Disuplai Air Imbas Krisis Air Bersih di Kalideres
Alhasil, warga hanya mengandalkan air dari mobil tangki milik PAM Jaya.
"Di sini ada beberapa warga di beberapa RT yang tidak mempunyai sumur resapan dan air tanah, jadi sangat ketergantungan dengan air PAM tersebut. Kalau air tidak keluar, dia tidak mandi," kata Arif saat ditemui di RT 011, Rabu (13/9/2023).
Meski tersedia air tanah, kualitasnya jelek, berwarna kuning, dan terasa asin. Sementara itu, sebagian warga di wilayah RT lainnya masih mengandalkan alternatif air tanah.
"Beberapa RT, yaitu RT 001, 002, dan 003 itu masih punya sanyo yang airnya berasal dari air tanah," ucap Arif.
Arif menyampaikan, tangki air dikirimkan secara bergilir ke setiap RT yang terdampak.
Setelah mendapatkan informasi tersebut, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memerintahkan Dirut PAM Jaya untuk menuntaskan masalah krisis air di kawasan tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.