Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAM Jaya: Suplai Air Bersih di Jakarta Terganggu karena Kemarau Panjang

Kompas.com - 21/09/2023, 15:19 WIB
Tria Sutrisna,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PAM Jaya menyebut kemarau panjang menjadi faktor utama terganggunya suplai air bersih dari Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Hutan Kota, Jakarta Barat.

Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin menjelaskan, kemarau panjang yang terjadi saat ini menurunkan kualitas air baku untuk diolah di IPA Hutan Kota.

"Salah satu penyebab utama kejadian tersebut merupakan dampak dari kemarau panjang yang melanda Jakarta," ujar Arief, Kamis (21/9/2023).

Baca juga: Suplai Air Bersih Masih Terganggu, PAM Jaya: 18 Kelurahan Terdampak Krisis

Kondisi ini mengakibatkan air hasil olahan yang hendak didistribusikan kepada warga tidak memenuhi standar Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010.

Suplai air bersih untuk wilayah yang mengandalkan layanan IPA Hutan Kota pun akhirnya terganggu.

Berdasarkan data PAM Jaya, terdapat 18 kelurahan di Jakarta mengalami krisis air bersih.

"Wilayah yang terdampak suplai air berkurang dan terhenti, yaitu di Kelurahan Penjaringan, Pejagalan, Pluit, Kapuk, Kalideres, Rawa Buaya, Pegadungan, Cengkareng Barat, Cengkareng Timur, Pegadungan, Semanan, Duri Kosambi, Wijaya Kusuma, Jelambar Baru, Kapuk Muara, Tegal Alur, Kamal, Kamal Muara, dan sekitarnya," ungkap Arief.

Baca juga: Krisis Air Bersih di Jakarta: Bagaimana Solusinya?

Diberitakan sebelumnya, krisis air bersih terjadi di 11 wilayah RT Kelurahan Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat.

Kondisi ini disebabkan oleh gangguan dissolved solid (TDS) di Hutan Kota Kalijodo yang membuat suplai air ke permukiman warga disetop sementara waktu.

Faktor lainnya adalah kualitas air tanah yang kurang baik di kawasan tersebut, ditambah dengan pengaruh musim kemarau.

Ketua RW 011 Pegadungan Muhammad Arif Rahman berkata, ada 11 RT yang terdampak krisis air bersih.

Dari jumlah itu, empat RT di antaranya, yakni RT 005, RT 006, RT 007, dan RT 010 mengalami krisis air bersih terparah.

Baca juga: Wali Kota Pastikan Warga Terus Disuplai Air Imbas Krisis Air Bersih di Kalideres

Alhasil, warga hanya mengandalkan air dari mobil tangki milik PAM Jaya.

"Di sini ada beberapa warga di beberapa RT yang tidak mempunyai sumur resapan dan air tanah, jadi sangat ketergantungan dengan air PAM tersebut. Kalau air tidak keluar, dia tidak mandi," kata Arif saat ditemui di RT 011, Rabu (13/9/2023).

Meski tersedia air tanah, kualitasnya jelek, berwarna kuning, dan terasa asin. Sementara itu, sebagian warga di wilayah RT lainnya masih mengandalkan alternatif air tanah.

"Beberapa RT, yaitu RT 001, 002, dan 003 itu masih punya sanyo yang airnya berasal dari air tanah," ucap Arif.

Arif menyampaikan, tangki air dikirimkan secara bergilir ke setiap RT yang terdampak.

Setelah mendapatkan informasi tersebut, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memerintahkan Dirut PAM Jaya untuk menuntaskan masalah krisis air di kawasan tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Ketua RW di Pondok Pinang Takut Kebanjiran Usai Saluran Air Jalan RA Kartini Diperbaiki

Ketua RW di Pondok Pinang Takut Kebanjiran Usai Saluran Air Jalan RA Kartini Diperbaiki

Megapolitan
Perampokan Minimarket di Bekasi, Warga: Polisi Jarang Patroli

Perampokan Minimarket di Bekasi, Warga: Polisi Jarang Patroli

Megapolitan
Pengamen di Cakung Pukul Pemuda Disabilitas karena Kesal Tak Diberi Uang

Pengamen di Cakung Pukul Pemuda Disabilitas karena Kesal Tak Diberi Uang

Megapolitan
Pengamat: Mestinya Oknum yang Disebut Aiman Diperiksa atau Melapor

Pengamat: Mestinya Oknum yang Disebut Aiman Diperiksa atau Melapor

Megapolitan
Minimarket di Bekasi Dirampok Komplotan Bersenjata, Warga Takut Jadi Korban

Minimarket di Bekasi Dirampok Komplotan Bersenjata, Warga Takut Jadi Korban

Megapolitan
Tekan Kemacetan di Pamulang dan Pondok Aren, Dishub Tangsel Bakal Terapkan Sistem Satu Arah

Tekan Kemacetan di Pamulang dan Pondok Aren, Dishub Tangsel Bakal Terapkan Sistem Satu Arah

Megapolitan
RSJ Dr Soeharto Heerdjan Tidak Siapkan Pelayanan Khusus bagi Pasien 'Caleg Gagal'

RSJ Dr Soeharto Heerdjan Tidak Siapkan Pelayanan Khusus bagi Pasien "Caleg Gagal"

Megapolitan
Warga: Dari Zaman Gubernur DKI Jokowi, Baru Sekarang Saluran Air di Jalan RA Kartini Diperbaiki

Warga: Dari Zaman Gubernur DKI Jokowi, Baru Sekarang Saluran Air di Jalan RA Kartini Diperbaiki

Megapolitan
Soal Wacana Gubernur Jakarta Akan Ditunjuk Presiden, F-PKS: Seperti Kembali ke Orba

Soal Wacana Gubernur Jakarta Akan Ditunjuk Presiden, F-PKS: Seperti Kembali ke Orba

Megapolitan
Fraksi PDI-P DKI Sebut Biaya Pilkada Jangan Jadi Alasan Atur Penunjukan Langsung Gubernur Jakarta

Fraksi PDI-P DKI Sebut Biaya Pilkada Jangan Jadi Alasan Atur Penunjukan Langsung Gubernur Jakarta

Megapolitan
Sebut Aiman Pantas Protes atas Laporannya, Pengamat: Ini Pasal Karet

Sebut Aiman Pantas Protes atas Laporannya, Pengamat: Ini Pasal Karet

Megapolitan
Minimarket di Sebelah Tokonya Dirampok, Alamsyah: Ini Baru Pertama Kali Terjadi

Minimarket di Sebelah Tokonya Dirampok, Alamsyah: Ini Baru Pertama Kali Terjadi

Megapolitan
Kritik Wacana Gubernur DKI Ditunjuk Presiden, Fraksi PDI-P: Jangan Kebiri Hak Warga!

Kritik Wacana Gubernur DKI Ditunjuk Presiden, Fraksi PDI-P: Jangan Kebiri Hak Warga!

Megapolitan
Tolak RUU DKJ soal Gubernur DKI Ditunjuk Presiden, F-PKS: Harus Kembali ke Semula

Tolak RUU DKJ soal Gubernur DKI Ditunjuk Presiden, F-PKS: Harus Kembali ke Semula

Megapolitan
Belum Dapat Izin PUPR, Perbaikan Saluran Air di Pondok Pinang Baru Rampung Setengah

Belum Dapat Izin PUPR, Perbaikan Saluran Air di Pondok Pinang Baru Rampung Setengah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com