JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melakukan mitigasi demi mencegah kebakaran dengan memeriksa instalasi listrik.
Pemeriksaan listrik itu dilakukan di kawasan permukiman Kelurahan Cengkareng Timur, Jakarta Barat, pada Kamis (21/9/2023).
"Ini dilakukan untuk meminimalkan kejadian kebakaran yang melanda kawasan gedung dan permukiman di Jakarta," ujar Kepala Pelaksana BPBD DKI Isnawa Adji dalam keterangannya, Kamis (21/9/2023).
Baca juga: Memulihkan Kembali Ratusan Benda Bersejarah Usai Kebakaran Museum Nasional, Berbagai Ahli Dilibatkan
Isnawa menjelaskan, berdasarkan data 2020-2022, peristiwa kebakaran umumnya disebabkan karena korsleting.
"Korsleting listrik menjadi penyebab tertinggi kasus kebakaran di Jakarta yakni sebesar 74,7 persen. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan terhadap instalasi listrik di kawasan permukiman,” ujar dia.
Pemeriksaan instalasi listrik di Kelurahan Cengkareng Timur, Jakarta Barat, merupakan tahapan awal.
Pemeriksaan itu dilakukan dengan tim gabungan yang terdiri antara lain Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi DKI Jakarta.
"Tim gabungan ini diturunkan untuk mengecek penggunaan instalasi listrik yang ada di dalam dan luar ruang sekaligus memberikan edukasi dan sosialisasi ke warga soal penggunaan instalasi listrik yang aman dari bencana," ucap Isnawa.
Baca juga: Kebakaran Kerap Landa Pemukiman di Jakarta, BPBD DKI Soroti Instalasi dan Penggunaan Listrik
Sebelumnya, Kadis Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi Gunawan menyatakan, ada 1.112 kebakaran yang terjadi di Ibu Kota sejak Januari-Agustus 2023.
Ia merinci, 1.034 kejadian terjadi selama Januari-Juli 2023 dan 88 peristiwa terjadi pada 1-15 Agustus 2023.
"Dugaan penyebab terjadi kebakaran pada periode itu disebabkan faktor listrik sebanyak 42 kejadian," ujar Satriadi dalam keterangan tertulis, dikutip pada Rabu (16/8/2023).
Selain itu, dugaan penyebab terjadinya kebakaran yakni membakar sampah 19 kejadian, ledakan gas tujuh kejadian, api rokok empat kejadian, dan lainnya 15 kejadian.
"Berdasarkan data itu, penggunaan listrik masih menjadi faktor terbesar penyebab terjadinya kebakaran di DKI Jakarta," ucap Satriadi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.