JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga oknum polisi menipu petani di Subang yang bernama Carlim Sumarlim (56).
Carlim membayar hingga Rp 598 juta agar putrinya, Teti Rohaeti, lolos seleksi sebagai polisi wanita.
“Kejadiannya kalau tidak salah tahun 2016. Dua anggota sudah dilakukan pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) dan satu anggota masih diproses di Direktorat Profesi dan Pengamanan Polda Metro Jaya,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Ade Ary Syam Indradi di Mapolda Metro Jaya, Selasa (21/5/2024).
Baca juga: Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial
Kendati demikian, dua oknum polisi itu telah diberhentikan tidak dengan hormat sejak lama.
Oknum berinisial AS disebut telah dipecat sejak 2004 karena terlibat kasus narkoba.
Kemudian, oknum berinisial YFN dipecat pada 2017 karena kasus pembuatan telegram serta berita palsu.
“Kemudian yang ketiga adalah saudari HP. Saat ini HP yang diduga melanggar kode etik profesi masih diproses oleh Direktorat Propam Polda,” ungkap Ade Ary.
Sementara kasus penipuan ini baru dilaporkan pada Agustus 2023.
Baca juga: Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel
Lebih lanjut, Ade Ary menerangkan, ketiga oknum polisi di atas bukanlah panitia penerimaan Polri.
Dengan kata lain, korban tidak didaftarkan menjadi calon anggota Polri melalui jalur resmi.
"Jadi tidak mendaftar secara ke panitia resmi. Proses penerimaan anggota Polri di Polda Metro sendiri sebenarnya sudah sangat transparan. Sistemnya itu ada namanya BETAH (bersih, transparan, akuntabel, dan humanis),” ucap Ade Ary.
Dikutip dari Kompas TV, petani asal Desa Wanakerta, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, bernama Carlim Sumarlim, ditipu seseorang yang mengaku punya kenalan ‘orang dalam’ di tubuh Polri.
Ia bercerita, telah menyerahkan uang sebanyak Rp 598 juta kepada oknum tersebut supaya anaknya bisa menjadi polwan.
Baca juga: Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta
Peristiwa ini, kata Carlim, bermula saat dirinya didatangi oleh pria berinisial AS. AS adalah mantan anggota Polri dan tetangga di rasanya.
“Awalnya saya kan tidak ada minat anak saya daftar polisi, datanglah Bapak Tarya dan Pak AS yang mengiming-imingi suruh anak masuk ke kepolisian,” kata dia, Selasa.