Nuhaya Berlari Hadapi Asap Pekat

JAKARTA, KOMPAS.com — Para penumpang Kapal Roro Salvia tujuan Tanjung Priok ke Bangka Belitung yang terbakar di Kepulauan Seribu, mengaku kapal sempat miring sehingga mereka diperintahkan anak buah kapal (ABK) untuk langsung mengenakan rompi pelampung dan berlari ke sisi yang lebih tinggi untuk mencapai perahu karet.

"Saya dengar dari petugas kapal dan disuruh cepat-cepat pakai pelampung dan lari ke perahu karet," kata salah satu penumpang KMP Salvia, Nuhaya, saat beristirahat di aula Kantor Otorita Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (8/2/2011).

Nuhaya segera meraih pelampung yang ada di dalam kamar istirahatnya. "Pelampungnya ada persis di sebelah saya," ungkap dia.

Saat keluar dari kamar, Nuhaya melihat asap hitam sangat pekat di lorong kapal. Dia mengaku, tidak melihat bara api sepanjang lorong.

Namun, dalam kondisi kapal yang miring, ia terus mencoba lari ke arah sisi kapal yang tinggi untuk mencari tempat kosong di perahu karet.

"Habis naik perahu karet, kami langsung bergerak ke arah tim penolong yang kebanyakan polisi dan aparat lainnya," ucap Nuhaya.

Nuhaya dan 9 temannya sedang dalam perjalanan dari Indramayu ke Bangka untuk melanjutkan pekerjaan sebuah proyek pembangunan di sana. Mereka mengaku dapat kamar di tengah kapal atau di atas parkiran motor dan mobil.

Para pekerja bangunan ini masih menunggu keputusan dari mandor proyek bangunan di Bangka, apakah disuruh melanjutkan perjalanan ke Bangka atau kembali ke Indramayu. "Saya terserah mandor di sana. Saya ikut-ikut saja," katanya.