Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Dua Mobil, Masuk Daftar Kampung Deret

Kompas.com - 23/12/2013, 11:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Pasar Minggu menolak tegas program Kampung Deret. Mereka menilai adanya ketidakadilan dalam program itu.

Rasa kecewa beberapa orang warga di wilayah RW 10 Pasar Minggu, Jakarta Selatan, muncul karena ada keluarga mampu yang ikut dalam program tersebut. Padahal, program Dinas Perumahan DKI Jakarta itu disediakan untuk mengubah taraf kehidupan warga yang termasuk golongan tidak mampu.

"Kalau saya sih sebenarnya enggak setuju. Masa dia, yang termasuk mampu, ikutan juga didaftarin ikut bedah kampung. Kalau mau tahu, dia memang rumahnya di gang, tapi mobilnya ada dua di depan gang," kata seorang warga berinisial MR (52), saat ditemui pada Sabtu (21/12/2013).

Warga RT 02/RW 10, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, itu menyebut, ada 20 rumah yang dihuni oleh 14 KK, termasuk kelompok golongan mampu yang terdata mengikuti program Bedah Kampung. Keseluruhan rumah tersebut, ungkapnya, tersebar di Jalan AUP, Jalan M, dan Jalan M2.

"Memang kalau dilihat sekilas, kondisi rumahnya biasa aja. Kalau mau tahu, lihat dalamnya. Bukannya saya sirik atau enggak suka, tapi kan masih ada warga lain yang enggak kebagian," ungkapnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Warta Kota menelusuri beberapa rumah yang disebut-sebut MR sebagai warga golongan mampu di Jalan AUP, Pasar Minggu. Di lokasi tersebut, terlihat beberapa rumah dalam kondisi terawat, baik bagian dalam maupun luar rumah. Pemandangan itu kontras dengan belasan rumah lain di sekitarnya yang kondisi fisik bangunannya buruk karena lapuk dimakan usia.

Salah seorang pemilik rumah dengan kondisi bangunan terawat rapi mengaku kerap memperbaiki rumahnya setiap tahun, khususnya menjelang hari-hari raya keagamaan, terutama Idul Fitri. Namun, perbaikan rumah tidak terlampau besar, tetapi bertahap.

"Saya benerin rumah juga nyicil, enggak sekaligus, makanya enteng. Ada rezeki sedikit, saya ngecat, saya rapihin satu-satu," ungkap W, pemilik salah satu rumah tersebut.

Ditelusup lebih dalam, tampak deretan rumah yang kumuh dan miskin. Di dalam gang sempit selebar 1,5 meter itu berderet rumah kumuh dengan tembok-tembok berlumut, atap rendah, dan plafon bolong.

Madinah, Ketua RW 10, Pasar Minggu, mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan pendataan semua KK yang termasuk dalam golongan tidak mampu. Jumlahnya 220 KK dari 457 KK yang terdata.

"Warga yang terdata dan terdaftar itu semuanya berhak mendapat dana APBD DKI untuk pembangunan rumah. Jadi, enggak akan meleset," kata Madinah.

Selain itu, kata dia, wilayahnya masuk program Kampung Deret karena sebagian besar warganya masuk dalam golongan kurang mampu dengan ekonomi menengah ke bawah. Kondisi rumah warga di wilayah seluas dua hektar tersebut sangat memprihatinkan. (m16)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berburu Klakson “Telolet” Berujung Maut di JPO Jatiasih yang Pagar Kawatnya Berlubang…

Berburu Klakson “Telolet” Berujung Maut di JPO Jatiasih yang Pagar Kawatnya Berlubang…

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Bekerja sebagai Pengamen Jalanan

Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Bekerja sebagai Pengamen Jalanan

Megapolitan
Mertua yang Dianiaya Menantu Ajukan Praperadilan agar Berkas Segera Dilimpahkan ke Kejaksaan

Mertua yang Dianiaya Menantu Ajukan Praperadilan agar Berkas Segera Dilimpahkan ke Kejaksaan

Megapolitan
Korban Diduga Keracunan Makanan Haul di Bogor Bertambah Jadi 71 Orang

Korban Diduga Keracunan Makanan Haul di Bogor Bertambah Jadi 71 Orang

Megapolitan
Cuti dari Sekda Depok, Supian Suri Akan Manfaatkan Waktu untuk Bertemu dengan Warga

Cuti dari Sekda Depok, Supian Suri Akan Manfaatkan Waktu untuk Bertemu dengan Warga

Megapolitan
Cuti dari Sekda Depok, Supian Suri Pastikan Tidak Lagi Gunakan Fasilitas Negara

Cuti dari Sekda Depok, Supian Suri Pastikan Tidak Lagi Gunakan Fasilitas Negara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 4 Juni 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 4 Juni 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Harga Tiket Masuk Jakarta Fair 2024 dan Jam Operasionalnya

Harga Tiket Masuk Jakarta Fair 2024 dan Jam Operasionalnya

Megapolitan
Daftar Lokasi Park and Ride di Jakarta dan Tarifnya

Daftar Lokasi Park and Ride di Jakarta dan Tarifnya

Megapolitan
Daftar Stasiun di Jakarta yang Layani Pembatalan Tiket Kereta Api

Daftar Stasiun di Jakarta yang Layani Pembatalan Tiket Kereta Api

Megapolitan
Kasus Ibu di Tangsel Lecehkan Anaknya, Keluarga Suami Mengaku Dapat Ancaman

Kasus Ibu di Tangsel Lecehkan Anaknya, Keluarga Suami Mengaku Dapat Ancaman

Megapolitan
Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Megapolitan
Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Megapolitan
Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Megapolitan
Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com