Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daerah Banjir Meluas, Peningkatan Status Bencana Tanggap Darurat Disiapkan

Kompas.com - 20/01/2014, 06:04 WIB


Cuaca buruk di DKI Jakarta dan sekitarnya membuat dampak banjir meluas dibandingkan dengan Senin (13/1/2014). Pada Minggu (19/1/2014), banjir menggenangi 385 RW di 88 kelurahan dan memaksa 44.084 warga mengungsi di 197 lokasi pengungsian. Banjir juga melumpuhkan sebagian jaringan transportasi di pusat ekonomi kota.

Perubahan tren kondisi dampak banjir sampai kemarin malam semakin meluas. Hal ini mendorong Pemprov DKI Jakarta menyiapkan status tanggap darurat setelah sebelumnya ditetapkan status siaga darurat.

Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah DKI Jakarta Wiriyatmoko menyampaikan, peningkatan status bencana sudah disiapkan. ”Keputusannya menunggu tanda tangan Pak Gubernur dan situasi terakhir dua hari ke depan,” kata Wiriyatmoko, Minggu.

Menurut Wiriyatmoko, banjir di Jakarta kali ini mirip dengan banjir Januari 2013. Luas daerah terdampak tahun ini 17,40 persen dari luas Jakarta, sementara tahun lalu 17,73 persen. Sementara ini, DKI terus berupaya melakukan langkah cepat menghindari dampak lebih buruk, menolong korban banjir, dan memulihkan infrastruktur kota.

Walaupun saat ini Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI belum disahkan, kata Wiriyatmoko, hal ini tidak akan menghambat penanganan banjir. Ada dana yang sudah disiapkan untuk kebutuhan bencana. ”Kami mengajak semua pihak ikut membantu penanganan korban banjir,” katanya.

Sementara itu, hampir semua akses menuju Jakarta Utara tergenang banjir. Di Jakarta Utara, banjir membuat 13.077 orang mengungsi ke 32 pos pengungsian. Suku Dinas Sosial Jakarta Utara mencatat, dua lokasi pengungsian dengan jumlah penghuni terbanyak ada di Gading Nias, Kecamatan Kelapa Gading, dengan 1.071 pengungsi, dan di Muara Baru, Kecamatan Penjaringan, dengan 1.000 pengungsi.

Wali Kota Jakarta Utara Heru Budi Hartono mengatakan, secara umum kondisi genangan kemarin tidak jauh berbeda dengan sehari sebelumnya. Ada beberapa lokasi genangan baru, seperti di daerah Kelapa Gading dan Pademangan, tetapi ada lokasi lain yang surut, seperti Tanjung Priok. ”Kondisi pompa di seluruh rumah pompa dan pintu air relatif aman, termasuk pompa di Waduk Pluit yang masuk siaga 1, kecuali pompa waduk di daerah Kelapa Gading yang rusak, tetapi ada dua unit pompa mobil yang dikerahkan menyedot genangan di Kelapa Gading,” ujarnya.

Curah hujan tinggi

Banjir di Jakarta dan sekitarnya kali ini terjadi karena banyak hal, salah satunya dipicu curah hujan yang tinggi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Maritim Tanjung Priok mencatat, curah hujan yang mengguyur wilayah utara Jakarta mencapai 154,1 milimeter, tertinggi daripada curah hujan harian pada puncak hujan beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, curah hujan di sejumlah tempat pemantauan lebih besar daripada saat banjir tahun lalu. Di Lebak Bulus, curah hujan rata-rata dari 1-19 Januari mencapai 409 milimeter per hari (mm/hari). Sementara satu bulan periode Januari tahun lalu curah hujan rata-rata 385 mm/hari.

Adapun di Cengkareng, sampai minggu ketiga Januari, curah hujan tercatat 551 mm/hari, sementara Januari tahun lalu 480 mm/hari. Di Halim Perdanakusuma curah hujan dari 1-19 Januari tahun ini 633 mm/hari. Tahun lalu intensitas hujan wilayah tersebut selama Januari 381 mm/hari. Begitupun di selatan Jakarta, tepatnya di Depok. Curah hujan 1-19 Januari tahun ini 546 mm/hari, lebih tinggi daripada tahun lalu, 392 mm/hari.

Transportasi terganggu

Akibat banjir beberapa hari ini, operasional transportasi publik terganggu. Jaringan kereta rel listrik dari Serpong ke Tanah Abang, misalnya, berhenti sampai Stasiun Palmerah. Perjalanan kereta semakin lama ke tempat tujuan. Hal ini terjadi karena peron enam di Stasiun Tanah Abang masih terendam air rembesan dari Kanal Barat.

”Biasanya dari Stasiun Jurangmangu ke Tanah Abang perjalanan saya sekitar 25 menit, tetapi hari ini menjadi satu jam di rute yang sama,” kata Dodo (40), karyawan swasta di Jakarta.

Hal serupa terjadi pada moda angkutan transjakarta. Sampai Minggu petang, hanya lima koridor transjakarta yang beroperasi normal. Koridor XII (Pluit-Tanjung Priok) tidak bisa beroperasi. Sementara enam koridor lain mengalami pemendekan rute perjalanan. Pemprov DKI meminta bantuan TNI untuk mengerahkan truk untuk mengganti angkutan publik yang berhenti beroperasi.

Sampai Minggu malam, jumlah korban meninggal akibat banjir di Jakarta ada delapan orang. Tiga orang di Jaktim, 2 di Jaksel, 1 di Jakbar, dan 2 orang di Jakut.

Sementara itu, banjir yang kembali melanda Tangerang membuat warga kembali ke tempat pengungsian. Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Tangerang mencatat, sebanyak 4.100 keluarga mengungsi karena banjir merendam dengan ketinggian 50 sentimeter-150 sentimeter.

Ketua Tagana Kota Tangerang Ikhsan Dini Bahkti menjelaskan, luapan Kali Angke antara lain menggenangi Perumahan Ciledug Indah I, Ciledug Indah, Kompleks DDN, Puri Kartika, dan Perumahan Total Persada.

Ketua Palang Merah Indonesia M Jusuf Kalla, kemarin, meninjau tempat pengungsian di Petamburan, Jakarta. Ia meminta semua pihak berupaya menyelesaikan masalah banjir dan menangani korban dengan baik.

Untuk meringankan penderitaan korban banjir, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menyalurkan bantuan kepada korban banjir di Kota Bekasi. (MKN/PIN/NDY/DMU)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com