Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswanya Meninggal, Jelajah Alam Terlarang di SMA 3

Kompas.com - 25/06/2014, 08:38 WIB
Yohanes Debrito Neonnub

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kegiatan jelajah alam dinyatakan terlarang di SMA 3 Jakarta, menyusul kasus dugaan kekerasan yang menyebabkan Arfiand Caesar Al Irhami meninggal. Kelompok penjelajah alam Sabhawana juga akan dibubarkan.

"Tidak akan ada lagi kegiatan penjelajahan di sekolah tersebut," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan DKI Jakarta Larso Marbun di Kuningan, Jakarta, Selasa (24/6/2014). Namun, dia memastikan larangan kegiatan penjelajahan alam hanya diberlakukan untuk sekolah ini.

"Di sekolah lain (kegiatan penjelajahan alam) tidak ditutup, tetapi (kejadian) ini harus jadi pelajaran dan evaluasi bagi sekolah," kata Larso. Instruksi soal penghentian semua kegiatan penjelajahan alam di SMA 3, ujar dia, harus dilaksanakan seketika.

Wakil Kepala Sekolah SMA 3 Jakarta La Ode Makbudu mengatakan, Sabhawana sudah dibekukan. "Kami sudah bekukan dan juga akan ditutup," ujarnya.

Makbudu mengatakan, unit kegiatan siswa Sabhawana sudah berdiri sejak 1979. "Ini adalah kegiatan yang ke-36. Sebelumnya tak pernah ada kejadian (peserta kegiatan meninggal) seperti ini," ujar dia.

Kasus kematian Arfiand, kata Makbudu, akan menjadi bahan evaluasi bagi semua kegiatan siswa di sekolah tersebut. Dia pun mengatakan para terduga pelaku kekerasan yang diduga menyebabkan meninggalnya Arfiand akan dikeluarkan dari sekolah bila terbukti bersalah.

Seperti diberitakan sebelumnya, Arfiand yang akrab disapa Aca meninggal pada Jumat (20/6/2014) setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler jelajah alam di Gunung Tangkuban Parahu, Bandung, Jawa Barat.

Arfiand diduga mengalami kekerasan. Visum dokter mendapati sejumlah luka lebam di badan Arfiand. Kasus ini masih disidik Polres Jakarta Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Sebut Warga Depok Jenuh Dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh Dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com