Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Negara Enggak Bisa Dilawan, Kita yang Salah"

Kompas.com - 06/10/2014, 13:31 WIB
Laila Rahmawati

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com — Rencana Pemerintah Kota Depok menertibkan para pedagang kaki lima dan pedagang yang tak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB) di area Terminal Depok tidak mendapat protes dari para pedagang tersebut.

"Negara enggak bisa dilawan. Kita yang salah," kata Misdar, PKL minuman yang sudah lima tahun berjualan di terminal, sambil menunjukkan surat perintah pembongkaran lapaknya dari Satpol PP, Senin (6/10/2014).

Misdar mengaku hari ini adalah hari terakhirnya berjualan di terminal. Setelah digusur, ia pun berencana untuk kembali berjualan di rumah, seperti yang ia lakukan enam tahun lalu sebelum menjadi PKL terminal. Meski menerima penggusuran dan telah memiliki rencana pascapenggusuran, Misdar mengkhawatirkan masa depan kedua anaknya.

"Kalau di rumah, udah banyak yang jualan. Pendapatan pasti menurun. Kalau di sini, sepi-sepinya bisa dapat Rp 100.000. Kalau rame, Rp 500.000 nyampe," kata ibu yang dua anaknya sedang duduk di bangku SMA tersebut.

PKL lain, Jackson, juga menerima keputusan penggusuran tersebut. Namun, ia tak menyerah begitu saja untuk tak berjualan lagi di Terminal Depok.

"Nanti kalau habis penggusuran ini, pelan-pelan bisa bikin (lapak) lagi di sini. Lihat-lihat situasi, kalau rawan ya jangan dulu. Pinter-pinter kita aja, Satpol PP kan enggak sampe malem di sini," kata Jackson yang sudah 15 tahun berdagang rokok dan minuman di Terminal Depok.

Jackson berencana, saat pertama kali berjualan pascapenggusuran nanti, ia tidak langsung mendirikan lapak seperti saat ini. Lapak milik Jackson saat ini terdiri dari meja kayu dengan etalase sederhana yang memajang jenis minuman dan rokok yang ia jual. Lapak seluas kira-kira satu setengah meter persegi itu beratap terpal.

"Enggak pake ginian. Minumnya di plastik aja, bukan gelas. Rokok dimasukin tas. Kalau ada Satpol PP, dagangan masukin ke mobil (angkot) dulu," kata Jackson.

Ia mengaku tak memiliki pandangan tentang tempat yang cocok untuk berdagang selain di Terminal Depok. Jackson pun masih berjualan esok hari untuk terakhir kalinya. Pemkot Depok menertibkan lebih kurang 200 pedagang yang ada di Terminal Depok sebagai bagian dari optimalisasi terminal.

Rencananya, terminal tersebut akan direnovasi menjadi terminal terpadu. Para pedagang diberikan kesempatan hingga esok hari untuk mengemasi barang masing-masing. Satpol PP Depok akan membongkar paksa lapak mereka bila masih ada yang berdagang pada Rabu (8/10/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta Bantuan Otto Hasibuan, Keluarga Terpidana Pembunuhan Vina Tuntut Keadilan

Minta Bantuan Otto Hasibuan, Keluarga Terpidana Pembunuhan Vina Tuntut Keadilan

Megapolitan
Kurir Narkoba di Depok Samarkan 73 Kg Ganja dengan Ikan Asin

Kurir Narkoba di Depok Samarkan 73 Kg Ganja dengan Ikan Asin

Megapolitan
Cerita Keluarga Korban Kebakaran Hotel di Alam Sutera, Terima Kabar Setelah Korban Meninggal

Cerita Keluarga Korban Kebakaran Hotel di Alam Sutera, Terima Kabar Setelah Korban Meninggal

Megapolitan
Ketua RT di Kemayoran Disebut Ketahuan Adik Korban Saat Cabuli 2 Remaja

Ketua RT di Kemayoran Disebut Ketahuan Adik Korban Saat Cabuli 2 Remaja

Megapolitan
Ketua RT yang Cabuli 2 Remaja di Kemayoran Tinggal Serumah dengan Korban

Ketua RT yang Cabuli 2 Remaja di Kemayoran Tinggal Serumah dengan Korban

Megapolitan
Hari Media Sosial, Fahira Idris: Medsos Bawa Peluang Besar bagi Pelaku Industri Kreatif

Hari Media Sosial, Fahira Idris: Medsos Bawa Peluang Besar bagi Pelaku Industri Kreatif

Megapolitan
Polisi: Pelaku Hipnotis di Lampu Merah Pancoran Mengaku Sebagai ‘Ustaz’ Sakti

Polisi: Pelaku Hipnotis di Lampu Merah Pancoran Mengaku Sebagai ‘Ustaz’ Sakti

Megapolitan
Paman dan Kakek yang Diduga Cabuli 2 Anak di Depok Sempat Ditangkap, tetapi Dilepas Lagi

Paman dan Kakek yang Diduga Cabuli 2 Anak di Depok Sempat Ditangkap, tetapi Dilepas Lagi

Megapolitan
Kondisi Hotel di Alam Sutera Usai Kebakaran yang Tewaskan 3 Orang

Kondisi Hotel di Alam Sutera Usai Kebakaran yang Tewaskan 3 Orang

Megapolitan
Seorang Perempuan Jadi Korban Hipnotis di Lampu Merah Pancoran

Seorang Perempuan Jadi Korban Hipnotis di Lampu Merah Pancoran

Megapolitan
Warung di Depok Bagikan Makan Siang Gratis, Jadi Tempat Kumpul Ojol hingga Orang Tua

Warung di Depok Bagikan Makan Siang Gratis, Jadi Tempat Kumpul Ojol hingga Orang Tua

Megapolitan
Sopir Kurang Konsentrasi, Truk Trailer Bermuatan Peti Kemas Terbalik di Pluit

Sopir Kurang Konsentrasi, Truk Trailer Bermuatan Peti Kemas Terbalik di Pluit

Megapolitan
Sudah Hilang 6 Hari, Remaja Putri di Bogor Terakhir Pamit ke Kebun Raya

Sudah Hilang 6 Hari, Remaja Putri di Bogor Terakhir Pamit ke Kebun Raya

Megapolitan
2 Anaknya Dicabuli, Ibu di Depok Laporkan Adik dan Ayah

2 Anaknya Dicabuli, Ibu di Depok Laporkan Adik dan Ayah

Megapolitan
Disdik DKI Nonaktifkan Sementara Kepsek SMAN 65

Disdik DKI Nonaktifkan Sementara Kepsek SMAN 65

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com