Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Alam Bekasi: Melintas Batas, Merayakan Kehidupan

Kompas.com - 05/12/2014, 19:24 WIB

Oleh Saiful Rijal Yunus

KOMPAS.com - Siang telah menjelang, Selasa (25/11/2014). Riuh suara anak-anak terdengar dari dua ruang kelas Sekolah Dasar Alam Anak Soleh di Desa Setia Asih, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Sekitar 90 siswa-siswi ditampung dalam dua ruangan yang masing-masing berukuran 4 x 6 meter persegi itu. Satu ruangan digunakan para murid kelas I, II, dan III, sementara satu ruangan lain untuk murid kelas IV, V, dan VI.

Ridwan (18) berada di salah satu ruangan tersebut. Ia yang telah bersekolah selama delapan tahun memang sedikit berbeda daripada siswa lainnya.

Tingkahnya berubah saat melihat sebuah kamera digital. Tangan kanannya dijulurkan. Bak fotografer profesional, siswa yang belum bisa membaca ini menyandangkan tali kamera ke bahu, lalu menghadapkan kamera ke teman-temannya.

Klik. Setelah mengambil foto dengan posisi diagonal, kamera lalu ditegakkan, mencoba teknik portrait. ”Ridwan juga tahu bagaimana mengukur pencahayaan. Kapan foto itu bisa backlight atau tidak,” ucap Agustian (41), salah satu pendiri sekolah alam ini. ”Ia bahkan pernah memenangi lomba foto lubang jarum yang kami adakan.”

Ridwan dan siswa lainnya memang mendapatkan pelajaran tematik berupa fotografi, khususnya memotret dengan kamera lubang jarum.

Kamera yang bisa dibuat dari kaleng bekas sebagai bodi kamera, lempengan aluminium sebagai rana, dan plakban yang menjadi penutup rana itu menjadi kegiatan paling disukai Ridwan dan kawan-kawannya.

Dari kamera lubang jarum itu, Nugraha (15), salah satu teman seangkatan Ridwan, telah didaulat menjadi instruktur termuda Komunitas Lubang Jarum Indonesia.

Nugraha adalah lulusan pertama sekolah alam itu yang kini duduk di kelas II SMP Terbuka, Tarumajaya. Remaja ini pernah mewakili teman-temannya dalam festival foto bertaraf internasional di Bali tahun 2013.

Selain kamera lubang jarum, siswa-siswa di sekolah gratis ini juga diajarkan bercocok tanam di halaman depan sekolah. Meski hanya di sebidang tanah, teknik yang digunakan telah modern, yaitu teknik fertigasi. Teknik ini singkatan dari fertilitas dan irigasi, bagian dari metode hidroponik yang menghemat tempat dan pupuk, tetapi hasilnya optimal.

Sekolah ini, kata Agustian, sengaja mengajarkan hal-hal itu agar siswa-siswa memiliki kemampuan yang bisa diandalkan. Dengan demikian, mereka kelak bisa mandiri dan keluar dari lingkaran kemiskinan. Pasalnya, orangtua para siswa ini sebagian besar hanya bekerja sebagai buruh, pembantu, atau pemulung.

Berkat relawan

Sekolah alam ini terletak sekitar 10 kilometer dari Kota Bekasi atau 27 km dari Jakarta, didirikan tahun 2006. Hingga saat ini, sekolah alam tersebut empat kali berpindah tempat.

”Awalnya kami menyewa sebuah rumah, lalu pindah ke rumah warga yang kosong karena kontraknya habis. Kami juga pernah bersekolah di mushala,” kata Fitri Yanhi, satu dari tujuh guru di sekolah ini.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber KOMPAS
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com